Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) berencana membangun fasilitas pabrik perakitan di Indonesia. Hal ini sebagai strategi agar tetap kompetitif di tengah persaingan.
Saat ini PT EMI mengimpor dari negara prinsipalnya di Jepang dan juga sebagian dari pabrik Mazda di Thailand. Baru kemudian impor utuh atau Completely Build Up (CBU) tersebut didistribusikan ke konsumen lewat diler yang dimiliki.
Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI menjelaskan saat ini dalam tahap studi internal dan studi kelayakan untuk membangun fasilitas pabrik perakitan atau Completely Knock Down (CKD) di Indonesia. Menurutnya perhitungan tersebut mencakup jumlah investasi dan hitung skala ekonomisnya.
Semenjak dipegang oleh EMI, penjualan Mazda memang terus meningkat. Namun skala ekonomis dari hitung-hitungan sementara masih jauh.
Roy menjelaskan skala ekonomis mencakup 10 ribu unit sampai 15 ribu unit per tahun untuk dapat lebih mudah izin dari prinsipal untuk merakit di Indonesia. Sedangkan saat ini penjualan Mazda di Indonesia masih dikisaran 6 ribu unit per tahun.
"Kita lagi hitung tahun berapa bisa buat pabrik tanpa harus menunggu penjualan 15 ribu unit dalam setahun," kata Roy saat ditemui Kontan.co.id, Senin (4/2).
Tahun 2018 penjualan dari diler konsumen (retail sales) Mazda mencapai 5.957 unit. Jumlah tersebut hampir mencapai target Mazda yang mencapai 6.000 unit. Namun meningkat ketimbang periode 2017 sebanyak 3.833 unit.
Roy menambahkan pembangunan tersebut tak menunggu insentif pemerintah. Sebab pemerintah lebih fokus untuk menyelesaikan regulasi kendaraan rendah emisi (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV).
"Memang mau ada regulasi harmonisasi pajak sedan. Tapi kalau pajak sedan turun itu bisa mempercepat studi," jelasnya.
Roy juga memastikan EMI akan membangun sendiri fasilitas pabrik tanpa menggandeng pihak ketiga untuk merakit di Indonesia. Beberapa tahun lalu, Mazda sempat bekerjasama dengan Suzuki untuk memproduksi model Multi Purpose Vehicle (MPV).
Saat itu Mazda menggunakan platform sama dengan Suzuki Ertiga untuk membangun kendaraan MPV lewat Mazda VX-1. Namun hasilnya dirasa tidak memuaskan sehingga produksi kendaraan VX-1 tidak dilanjutkan semenjak lisensi distribusi Mazda di Indonesia dipegang Eurokars.
"Strategi co-branding dulu tidak berjalan baik. Kita lebih baik jalankan sendiri produksinya," jelasnya.
Di Indonesia, Mazda menurutnya akan lebih diarahkan untuk menjual model Sport Utility Vehicle (SUV) dan sedan. Hal ini diakui Roy sebagai arahan prinsipal yang melihat pangsa pasar mobil itu lebih besar ketimbang MPV di pasar global.
"Oleh karena kami stop jual model Mazda Biante dan fokus ke kendaraan SUV dan sedan," jelasnya.
Adapun untuk tahun ini Mazda menargetkan penjualan mobilnya mencapai 7.000 unit. Hal ini didukung model Mazda CX-5, Mazda CX-3, Mazda2, Mazda3 dan Mazda CX-9.
Sedangkan untuk model baru rencananya akan ada tiga. "Yang pasti ada satu model baru dan sudah ditampilkan di LA Motorshow beberapa waktu lalu," kata Roy.
Sekadar info, Mazda mengeluarkan model Mazda3 dengan mesin SkyActiv-X di saat pameran di Los Angeles, Amerika Serikat 2018 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News