Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Medco Indonesia sedangkan mengkaji proyek biomas di Papua. Rencananya, proyek percobaan seluas 2.000 hektare ini akan diluncurkan pada 2012 mendatang.
Presiden Direktur PT Medco Geothermal Indonesia SJ Aries Pardjimanto mengatakan, pengolahan biomass yang mengandalkan kikisan kayu dari pepohonan itu diperkirakan dapat menghasilkan energi listrik hingga 10 MegaWatt (MW). Untuk diketahui, biomass merupakan energi terbaharukan yang diperoleh dari produk atau metabolisme organisme.
"Kami gunakan pipilan kayu-kayu sengon, trembesi yang dipotong kecil-kecil. Bisa dibilang, kita pakai sampah kayu untuk hasilkan energi listrik," ucapnya, Minggu (22/5).
Peluncuran proyek biomass itu baru dapat dirilis tahun 2012 lantaran menanti kepastian tarif listrik yang harus dibayarkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Rencananya, listrik akan ditawarkan dengan tarif US$7 sen-US$8 sen.
Namun, lahan yang digunakan untuk proyek itu masih berupa lahan kosong. Setelah ditanami maka dalam empat tahun, perusahaan sudah dapat memperoleh bahan bakar dari pengolahan sampah kayu pepohonan itu.
Untuk suplai sampah kayu, Medco menggandeng Perhutani. Sebagai imbal balik, Perhutani akan memperoleh suplai listrik.
Selain mengulik sampah kayu, Medco Indonesia pun menggunakan sampah kelapa sawit dan gas metana untuk menghasilkan energi listrik sebesar 10x5 MW. Proyek yang mengadopsi teknologi Eropa Timur itu berlokasi di Medan yang akan menjadi salah satu pusat industri hidro, biogas, dan biomass milik Medco Indonesia. "Untuk teknologi gas metana ini kita buat berupa modul, tidak bisa buat besar," kata dia.
Untuk biaya investasi total, dia belum merincinya, tapi biaya produksi untuk menghasilkan setiap kiloWatthour (kWh) mencapai US$2.000-US$2.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News