kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Medco targetkan akuisisi Ophir rampung paling lambat Juni 2019


Selasa, 02 April 2019 / 15:17 WIB
Medco targetkan akuisisi Ophir rampung paling lambat Juni 2019


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi International Tbk (MEDC) tinggal selangkah lagi meresmikan mengakuisisi Ophir Energy Plc. Setelah mayoritas pemilik saham Ophir setuju pengambilalihan saham oleh Medco pada pekan lalu.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan Medco akan melanjutkan ke tahapan administrasi dan legal untuk menuntaskan akuisisi Ophir. "Shareholder meeting-nya sudah, 89% in favor untuk kami (akuisisi). Tapi di dalam proses take over itu ada proses resmi, proses legal yang harus diikuti namanya core section, itu belum terjadi," kata Hilmi Selasa (2/4).

Hilmi berharap proses tersebut bisa selesai paling lambat 20 Juni 2019. "Mudah-mudahan saya berharap long stop date-nya itu paling lama tanggal 20 Juni 2019. Tapi biasanya ada proses administrasi yang berjalan, kalau itu sudah selesai harusnya diputuskan. Tapi yang jelas materi-materi yang menyangkut shareholders approval sudah selesai," ungkapnya

Nantinya setelah resmi mengakuisisi Ophir, Hilmi bilang produksi migas Medco meningkat menjadi 100.000 BOEPD karena ada tambahan produksi dari Ophir sebesar 27.000 BOEPD. Saat ini produksi Medco sudah mencapai 85.000 BOEPD.

Dengan mengakuisisi Ophir, Hilmi bilang Medco akan memiliki diversifikasi blok migas yang lebih lengkap hingga 12 negara. Selain itu, portofolio Medco menjadi seimbang karena memiliki blok produksi hingga blok eksplorasi.

"Perusahaan minyak itu harus balance antara produksi, pengembangan dan eksplorasi. Waktu sebelum kami ambil Ophir, mayoritas kami (blok) produksi, (blok) pengembangan sedikit, (blok) eksplorasi sedikit. Ophir ini feed bagi kami bagus sekali karena tiba-tiba jadi balance antara produksi, pengembangan dan upside eksplorasi. Termasuk diversifikasi geografi tadinya kita di empat negara jadi 12 negara," jelas Hilmi.

Namun sayangnya, produksi Ophir ini belum tentu akan dibawa ke Indonesia. Hilmi menyebut produksi minyak Ophir yang berasal dari Thailand dan Vietnam tersebut kemungkinan besar akan dijual kepada trader.

"Sebetulnya minyaknya Ophir sekarang tidak di Indonesia tapi di Thailand dan Vietnam. Kalau bagian kami bisa bawa ke mana saja dan itu bisa kami jual pure bussiness to bussiness (b to b). Kami tidak jual sendiri, kami jual ke trader, trader ini lah yang menjual ke pembeli, pakai kontrak jangka panjang setiap setahun sekali ada trader yang ambil dari kami. Untuk Indonesia, kami hari ini kan harus kasih produksi kami ke Pertamina. Di Thailand dan Vietnam tergantung policy negara bersangkutan, selama mereka memberikan kebebasan kami bisa jual ke mana saja," tegas Hilmi.

Medco hingga saat ini belum menjual hasil produksi minyak dari dalam negeri kepada Pertamina. Hilmi menyebut Medco sudah memiliki kontrak jangka panjang hingga 2020.

"Kami sudah kepalang ada kontrak jangka panjang untuk ekspor. Sekarang belum, tapi kami sudah sampaikan ke Pertamina setelah itu bisa kami suplai," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×