kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Melalui digitalisasi, BoksMan Asia atasi keruwetan angkutan kontainer pelabuhan


Jumat, 04 Desember 2020 / 09:07 WIB
Melalui digitalisasi, BoksMan Asia atasi keruwetan angkutan kontainer pelabuhan
ILUSTRASI. Suasana aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (15/11/2020).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa sistem logistik nasional Indonesia masih jauh dari kata optimal. Berdasarkan laporan Logistics Performance Index (LPI) yang dikeluarkan World Bank pada tahun 2018, Indonesia berada di posisi ke-46 dari 155 negara, kalah dari negara tetangga, seperti Malaysia di peringkat 41, Vietnam di peringkat 39, dan Thailand di peringkat 32.

LPI ini menjadi indikator pembanding sistem logistik, yang memperhitungkan banyak aspek, mulai dari efisiensi bea cukai, kualitas infrastruktur transportasi, kemudahan pengiriman internasional, serta frekuensi pengiriman tepat waktu.

Sebagai salah satu contoh, Jakarta yang merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia masih menghadapi keruwetan akibat ketidakefisienen angkutan kontainer pelabuhan. Tata letak kawasan industri, pelabuhan, dan depot kontainer di area DKI Jakarta dan sekitarnya telah mengakibatkan pergerakan truk trailer sangat tidak efisien dan tidak efektif.

Selain itu, proses impor dan ekspor serta inbound dan outbound domestic di Pelabuhan Jakarta yang terfragmentasi menyebabkan adanya 12.000 truk trailer yang setiap hari berlalu-lalang tanpa muatan (kosong).

Baca Juga: Biaya ekspor impor membengkak gara-gara kelangkaan kontainer

“Penyedia jasa angkutan kontainer di area Jabodetabek memiliki utilisasi sangat rendah, yaitu hanya 0,8 trip per hari atau 18 – 20 trip per bulan. Hal ini terjadi karena tata letak kawasan industri, pelabuhan, dan depot kontainer telah menciptakan jarak tempuh yang mengakibatkan pergerakan truk tidak maksimal. Kemudian, diperparah dengan proses impor dan ekspor serta inbound dan outbound domestic yang terfragmentasi,” ungkap Johannes Situmorang, Chief Executive Officer, Boksman Asia dalam keterangannya, Jumat (4/12).

Geliat digitaliasi pada sektor logistik saat ini, terutama pada angkutan kontainer pelabuhan atau angkutan peti kemas, semakin gencar. Namun, digitalisasi sektor logistik tidaklah cukup untuk mengatasi kompleksitas dan ketidakefisienan proses angkutan kontainer pelabuhan.

BoksMan Asia hadir untuk memobilisasi sumber daya dan mengorkestrasi supply & demand angkutan kontainer. Boksman berkolaborasi dengan perusahaan pelayaran, depot kontainer, pelabuhan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan ekosistem logistik yang efisien, berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak.

“Selama ini, truk yang membawa kontainer impor maupun inbound domestic dari pelabuhan sekitar Tanjung Priok menuju kawasan industri, seperti Cikarang, harus mengembalikan kontainer kosong ke depot kontainer yang berada di sekitar Tanjung Priok. Hal inilah yang mengakibatkan truk harus menempuh perjalanan dalam keadaan kosong. Agar lebih efisien, BoksMan Asia akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan depot kontainer di pusat daerah industri, sehingga dapat menghemat waktu, biaya, serta mengoptimalkan aset yang dimiliki perusahaan penyedia jasa angkutan container,” jelas Johannes.

Untuk mewujudkan kemudahan, mengatasi ketidakefisienan, dan meningkatkan keuntungan dalam pengurusan jasa angkutan kontainer, BoksMan Asia berkolaborasi dengan pengelola depot kontainer membangun temporary place untuk perpindahan kontainer atau peti kemas di area industri. Keberadaan temporary place tersebut menciptakan pergerakan truk yang sangat efisien, hingga meningkatkan utilisasi truk trailer sebesar 2 kali lipat.

Digitalisasi serta penerapan bisnis model inovatif ini akan menguntungkan banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Penyedia jasa angkutan kontainer bisa meningkatkan utilisasi truk hingga dua kali lipat, meningkatkan keuntungan bagi forwarder, dan perusahaan pelayaran dapat memaksimalkan penggunaan kontainernya dengan menekan waktu penumpukan di depot kontainer.

Baca Juga: Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) sebut kelangkaan kontainer terjadi di seluruh dunia

Pada akhirnya, peningkatan efisiensi ini akan mengatasi keruwetan angkutan kontainer Pelabuhan dan akan berdampak positif terhadap pengurangan kemacetan, terutama jumlah angkutan kontainer yang lalu-lalang, pengurangan jumlah penggunaan BBM, serta emisi karbon.

Selain itu, BoksMan Asia juga telah menyiapkan beberapa platform logistik lainnya yang akan meningkatkan efisiensi pada ekosistem logistik secara menyeluruh.

“Tidak hanya angkutan kontainer pelabuhan, saat ini BoksMan Asia sedang mempersiapkan berbagai platform logistik lainnya yang tidak hanya mengusung digitalisasi, namun perubahan bisnis model, sehingga menciptakan ekosistem yang menguntungkan dan berkelanjutan. Mulai dari angkutan barang antar kota dan provinsi, penyewaan gudang dengan waktu sewa yang fleksibel, serta pengiriman barang retail menggunakan pendekatan crowdsourcing. Kami akan menciptakan efisiensi secara menyeluruh pada ekosistem logistik di Indonesia,” ucap Johannes.

Dalam waktu singkat, setelah beroperasi secara penuh mulai Q2 2020, Boksman Asia kini mencatatkan setidaknya 150 perjalanan per bulan di tengah pandemi, dan menargetkan untuk meningkatkan angka ini sepuluh kali lipat di akhir tahun.

BoksMan Asia juga telah merangkul puluhan perusahaan mitra, belasan forwarders dan belasan perusahaan truk. Perusahaan ini telah didukung oleh lebih dari 760 truk dalam ekosistem digitalnya, dan sedang dalam proses negosiasi akhir untuk meresmikan kerja sama depot kontainer di kawasan industri. 

"BoksMan Asia tidak hanya menyedikan angkutan kontainer pelabuhan yang telah terverifikasi namun juga tarif yang lebih kompetitif. Selain itu, aplikasinya sangat memudahkan dalam memantau proses order dan aktivitas pengemudi," Christianto Eka, Senior Manager PT Kintetsu World Express Indonesia, yang telah menjadi mitra Boksman Asia.

Selanjutnya: Tarif ekspor kian membangkak, memberikan tekanan bagi pengusaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×