kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melchore Group yang dipimpin Peter Gontha luncurkan crypto utility


Sabtu, 11 September 2021 / 12:10 WIB
Melchore Group yang dipimpin Peter Gontha luncurkan crypto utility
CEO Melchor Group Peter F. Gontha saat peluncuran crypto utility Rantai Oxygen Indonesia (ROXI).


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Melchor Tiara Pratama atau Melchore Group resmi meluncurkan crypto utility Rantai Oxygen Indonesia (ROXI). Peluncuran itu sebagai bentuk dari upaya pelestarian lingkungan dengan menggunakan teknologi digital.

Sebagai informasi, Melchor Group merupakan perusahaan yang dipimpin oleh Peter F. Gontha. 

Dia mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut juga telah didukung oleh angel investor yakni PT TAP Applied Agri Service dalam upaya untuk mendukung pencegahan perubahan iklim. 

“Kami berupaya untuk mengantisipasi dan mengatasi adanya perubahan iklim yang mengancam ekosistem global. Sehingga kita dan masyarakat bisa sama-sama menyelamatkan masa depan cucu dan anak bangsa yang kita junjung bersama,” KATA dia dalam peluncuran ROXI, Jumat (10/9). 

Adapun dalam layanan ROXI, pihaknya telah menghadirkan crypto utility ROXI yang nantinya akan sejalan dengan teknologi perhitungan serapan karbon. 

Baca Juga: Kementerian ESDM bakal dorong pemanfaatan CCUS untuk kurangi emisi karbon

Peter menambahkan, ROXI sebagai anak usaha Melchor Group telah membangun sistem terintegrasi untuk pencatatan sertifikasi serapan karbon dari lahan hutan, mangrove, maupun gambut. 

“Jadi ROXI ini memang menggunakan teknologi mekanisme tokenisasi berbasis blockchain di mana nanti rencananya akan segera di luncurkan platform ROXI ini di pertengahan September 2021,” jelas Peter. 

Adapun, dia bilang bahwa kripto ini bukan bersifat virtual meski berwujud digital dan juga bukan sebagai alat transaksi atau alat bayar.

Secara rinci, Peter menjelaskan, perdagangan karbon adalah kegiatan jual-beli sertifikat 'penilaian emisi karbon' dari negara maju kepada negara yang dinilai berhasil mengurangi emisi karbon.

Dia bilang, penjual sertifikat emisi karbon dalam hal ini biasanya dilakukan oleh negara-negara yang memiliki hutan yang luas sebagai penyerap karbon. Sementara itu pembelinya adalah negara maju dan industri-industri besar.

Berdasarkan datanya, sejumlah emisi karbon yang dapat dijual belikan diantaranya yakni karbon dioksida (CO2), metana (CH4), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFCs), nitrat oksida (N20), dan sulfur heksafluorida (SF6).

Untuk itu, Peter menjelaskan bahwa platform ROXI ini nantinya akan dihadirkan kepada masyarakat yang berbasis token dan dapat diuangkan.dari perdagangan itu. 

“Dengan demikian mereka tidak perlu lagi menebang-nebang kayu, mereka bisa turut andil dalam merestorisasi, menjaga, menanam kembali hutannya,” tambah Peter. 

Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk menargetkan penurunan emisi karbon sebanyak 29% di tahun 2030, maka ROXI berupaya untuk berkontribusi membantu penurunan emisi karbon ke depan. 

“Tidak 29% upaya kami yang menurunkan emisi karbon, namun dengan adanya ROXI ini kami bisa ikut menurunkan sekitar 10% sampai 15% emisi karbon,” tutupnya. 

Selanjutnya: Indonesia ends deforestation pact with Norway, citing non-payment

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×