Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
Konten informasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik dalam format video, gambar, tulisan, maupun situs yang akan ditransmisi melalui sistem berbasis cloud. Informasi tersebut akan diterima secara bersamaan pada layar TV pintar di titik kumpul warga.
Baca Juga: Merger, jumlah pelanggan Indosat dan Tri akan tembus 100 juta
Untuk mengembangkan layanan 5G, Indosat Ooredoo belum ini juga menjalin kerja sama dengan Cisco dalam pengembangan solusi konektivitas next-generation di Indonesia untuk semua jenis bisnis di berbagai industri.
Secara khusus, kolaborasi berfokus pada pengembangan teknologi dan solusi yang tepat melalui aplikasi yang memungkinkan sejumlah layanan baru.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama mengatakan, kemitraan ini akan memperkuat jaringan seluler dan fiber optic Indosat Ooredoo untuk peluncuran komersial layanan 5G dan konektivitas berkecepatan tinggi yang lebih banyak ke depannya.
"Penguatan jaringan ini akan memungkinkan Indosat Ooredoo menghadirkan berbagai kapabilitas, seperti layanan teknologi low-latency, managed Wi-Fi, dan managed SD-WAN," ucap Al Neama, Senin (4/10).
Indosat Ooredoo dan Cisco juga akan mengembangkan use case yang mempercepat penggelaran konektivitas jaringan next-generation dan layanan 5G di berbagai segmen pelanggan. Elemen kunci lainnya dari kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan kesiapan 5G dalam mendukung komitmen Indosat Ooredoo menghadirkan pengalaman pelanggan yang aman dan terjamin di seluruh Tanah Air.
Merger Indosat Ooredoo-H3I
Sebagaimana diketahui, Ooredoo Group dan CK Hutchison sepakat untuk mengonsolidasikan bisnisnya di Indonesia melalui penggabungan ( merger) PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).
Transaksi yang diperkirakan rampung pada akhir tahun 2021 ini memiliki nilai transaksi sekitar US$ 6 miliar atau setara Rp 85,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200 per dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: Merger direstui Kominfo, Indosat (ISAT)-Tri harus kembalikan pita frekuensi 5Mhz
Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Limited Canning Fok menyampaikan, merger ini akan membantu pengembangan layanan 5G perusahaan.
Pasalnya, dengan skala yang lebih besar, spektrum yang lebih luas, dan struktur biaya yang lebih efisien, perusahaan merger akan berada pada posisi yang lebih baik untuk memperluas peluncuran jaringannya dan meningkatkan kualitas serta kecepatan layanan.
"CK Hutchison berinvestasi dan mengoperasikan bisnis telekomunikasi di 12 pasar di seluruh dunia. Banyak di antaranya telah berhasil meluncurkan jaringan 5G dan kami berharap dapat memperluas layanan 5G inovatif di Indonesia pada saat yang tepat," tutur Canning.
Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi juga meyakini, merger dua perusahaan besar telekomunikasi ini akan mempermudah langkah Indosat Ooredoo untuk berinvestasi di sektor 5G, serta menambah efisiensi biaya operasional.
Mengingat, gabungan spektrum kedua perusahaan ini akan mencapai 72,5MHz ( unpaired, 145MHz paired) di rentang 850/900MHz, 1800MHz, dan 2100MHz.
Menurut Yosua, jumlah spektrum ini mendekati Telkomsel yang mengelola 102,5MHz ( unpaired, 155 paired).Perusahaan hasil merger ini juga akan didukung dengan jumlah pengguna gabungan yang mencapai 104,3 juta per semester I 2021, terdiri dari pelanggan Indosat Ooredoo 60,3 juta dan Hutchison 3 sebanyak 44 juta.
"Angka tersebut membawa ISAT semakin mendekati TLKM yang memiliki pelanggan 169 juta dan semakin menjauhi EXCL yang mencatatkan jumlah pelanggan 56,7 juta," kata Yosua dalam risetnya, Jumat (17/9).
Selanjutnya: Kinerja Masih Positif, Simak Rekomendasi Saham TPIA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News