Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki usia 54 tahun, PT Indosat Tbk alias Indosat Ooredoo terus berinovasi demi mendukung transformasi digital di Indonesia. Belakangan ini, Indosat Ooredoo mulai mengembangkan teknologi jaringan 5G yang digadang-gadang berperan penting di masa depan.
Indosat Ooredoo menjadi operator seluler kedua di Indonesia yang mengoperasikan jaringan 5G, tepatnya mulai 7 Juni 2021. Akan tetapi, layanan ini baru diluncurkan secara komersial pada 22 Juni 2021 di beberapa kota, yaitu Solo, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan.
Layanan 5G menawarkan konsumen retail dan pelanggan bisnis Indosat Ooredoo akses internet broadband seluler yang lebih cepat. Untuk awalan, Indosat Ooredoo akan lebih fokus pada segmen bisnis dan pelayanan masyarakat, seperti manufaktur, logistik, transport & supply chain, serta kota pintar (smart city).
Sebagai contoh, Indosat Ooredoo menyediakan layanan Smart Asset Cold Chain, sebuah solusi Internet of Things (IoT) untuk manajemen dan pemantauan aset dalam meningkatkan produktivitas dengan menyediakan laporan analisis.
Pengembangan Smart Asset dilatarbelakangi oleh program vaksinasi yang memerlukan sistem cold chain untuk memastikan kualitas produk terjaga selama proses pengiriman dan penyimpanan.
Baca Juga: Pasca merger, Indosat (ISAT)-Tri akan dukung transformasi digital Indonesia
Chief Business Officer Indosat Ooredoo Bayu Hanantasena menjelaskan, Smart Asset memastikan proses cold chain dari perusahaan dapat terpantau dengan baik dari berbagai aspek.
Pertama, Smart Asset mengawasi parameter lingkungan seperti suhu dan kelembapan untuk mencegah kerusakan kualitas vaksin pada saat pendistribusian.
Kedua, pengguna Smart Asset mendapatkan laporan terbaru secara real- time terkait kondisi dari aset, lokasi, dan lainnya. Terakhir, layanan ini mengumpulkan data serta mendapat hasil laporan yang spesifik dan sesuai dari seluruh mesin sensor dan aset.
"Penggunaan layanan (B2B) yang ditopang teknologi jaringan 5G dapat meningkatkan efisiensi perusahaan hingga 40%-50%," ungkap Bayu pada saat peluncuran 5G komersial Indosat Ooredoo, Selasa (22/6).
Contoh lainnya, Indosat Ooredoo (ISAT) menerapkan layanan 5G melalui program Kampung Digital di Surakarta, Jawa Tengah, bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Program ini menghubungkan masyarakat dengan pemerintahan kota Surakarta melalui saluran informasi yang terpercaya, diterima secara langsung dan bersamaan, serta mendukung komunikasi dua arah
Indosat Ooredoo mewujudkan Kampung Digital melalui instalasi ratusan perangkat layar pintar, termasuk modem berkecepatan tinggi dan paket data selama satu tahun di posko RT serta balai desa.
Sumber informasi menggunakan Sistem Informasi Pintar (SI Pintar) yang tersentralisasi di pusat informasi pintar Kominfo Pemerintah Kota Surakarta.
Sistem informasi digital tersebut terintegrasi ke banyak aspek kebutuhan masyarakat kota seperti sosial, ekonomi, seni budaya, informasi, dan kebijakan pemerintahan kota beserta jajaran dinasnya.
Konten informasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik dalam format video, gambar, tulisan, maupun situs yang akan ditransmisi melalui sistem berbasis cloud. Informasi tersebut akan diterima secara bersamaan pada layar TV pintar di titik kumpul warga.
Baca Juga: Merger, jumlah pelanggan Indosat dan Tri akan tembus 100 juta
Untuk mengembangkan layanan 5G, Indosat Ooredoo belum ini juga menjalin kerja sama dengan Cisco dalam pengembangan solusi konektivitas next-generation di Indonesia untuk semua jenis bisnis di berbagai industri.
Secara khusus, kolaborasi berfokus pada pengembangan teknologi dan solusi yang tepat melalui aplikasi yang memungkinkan sejumlah layanan baru.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama mengatakan, kemitraan ini akan memperkuat jaringan seluler dan fiber optic Indosat Ooredoo untuk peluncuran komersial layanan 5G dan konektivitas berkecepatan tinggi yang lebih banyak ke depannya.
"Penguatan jaringan ini akan memungkinkan Indosat Ooredoo menghadirkan berbagai kapabilitas, seperti layanan teknologi low-latency, managed Wi-Fi, dan managed SD-WAN," ucap Al Neama, Senin (4/10).
Indosat Ooredoo dan Cisco juga akan mengembangkan use case yang mempercepat penggelaran konektivitas jaringan next-generation dan layanan 5G di berbagai segmen pelanggan. Elemen kunci lainnya dari kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan kesiapan 5G dalam mendukung komitmen Indosat Ooredoo menghadirkan pengalaman pelanggan yang aman dan terjamin di seluruh Tanah Air.
Merger Indosat Ooredoo-H3I
Sebagaimana diketahui, Ooredoo Group dan CK Hutchison sepakat untuk mengonsolidasikan bisnisnya di Indonesia melalui penggabungan ( merger) PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).
Transaksi yang diperkirakan rampung pada akhir tahun 2021 ini memiliki nilai transaksi sekitar US$ 6 miliar atau setara Rp 85,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200 per dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: Merger direstui Kominfo, Indosat (ISAT)-Tri harus kembalikan pita frekuensi 5Mhz
Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Limited Canning Fok menyampaikan, merger ini akan membantu pengembangan layanan 5G perusahaan.
Pasalnya, dengan skala yang lebih besar, spektrum yang lebih luas, dan struktur biaya yang lebih efisien, perusahaan merger akan berada pada posisi yang lebih baik untuk memperluas peluncuran jaringannya dan meningkatkan kualitas serta kecepatan layanan.
"CK Hutchison berinvestasi dan mengoperasikan bisnis telekomunikasi di 12 pasar di seluruh dunia. Banyak di antaranya telah berhasil meluncurkan jaringan 5G dan kami berharap dapat memperluas layanan 5G inovatif di Indonesia pada saat yang tepat," tutur Canning.
Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi juga meyakini, merger dua perusahaan besar telekomunikasi ini akan mempermudah langkah Indosat Ooredoo untuk berinvestasi di sektor 5G, serta menambah efisiensi biaya operasional.
Mengingat, gabungan spektrum kedua perusahaan ini akan mencapai 72,5MHz ( unpaired, 145MHz paired) di rentang 850/900MHz, 1800MHz, dan 2100MHz.
Menurut Yosua, jumlah spektrum ini mendekati Telkomsel yang mengelola 102,5MHz ( unpaired, 155 paired).Perusahaan hasil merger ini juga akan didukung dengan jumlah pengguna gabungan yang mencapai 104,3 juta per semester I 2021, terdiri dari pelanggan Indosat Ooredoo 60,3 juta dan Hutchison 3 sebanyak 44 juta.
"Angka tersebut membawa ISAT semakin mendekati TLKM yang memiliki pelanggan 169 juta dan semakin menjauhi EXCL yang mencatatkan jumlah pelanggan 56,7 juta," kata Yosua dalam risetnya, Jumat (17/9).
Selanjutnya: Kinerja Masih Positif, Simak Rekomendasi Saham TPIA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News