kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menakar Dampak Perpanjangan Insentif PPnBM Terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia


Selasa, 18 Januari 2022 / 06:35 WIB
Menakar Dampak Perpanjangan Insentif PPnBM Terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021 kembali dilaksanakan tahun 2022. Salah satu yang sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk sejumlah mobil.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya mengungkapkan, keputusan perpanjangan insetif ini berdasarkan hasil evaluasi dan diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Saat ini pemerintah masih mempertimbangkan besaran anggaran yang akan dikeluarkan untuk insentif PPnBM di 2022.

“Terkait besaran anggarannya saat ini masih dalam perhitungan final karena harus dipastikan dulu berapa target penerima, besaran insentif, dan durasi waktunya,” tutur Made saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (17/1).

Baca Juga: Diskon PPnBM Diperpanjang, Perusahaan Multifinance Bernafas Lega

Sebagai informasi, berbeda dengan tahun lalu, insentif PPnBM mobil baru ini memiliki sejumlah batasan. PPnBM mobil baru tahun 2022 ini tidak sebesar tahun 2021. Pemberian fasilitas PPnBM khusus mobil ini dengan harga penjualan di bawah Rp 200 juta seperti mobil low cost green car atau LCGC.

“PPnBM-nya sekarang adalah 3% di mana di kuartal pertama diberikan fasilitas nol persen artinya 3% ditanggung pemerintah, di kuartal kedua itu 2% ditanggung pemerintah, di kuartal ketiga adalah 1% ditanggung pemerintah, dan di kuartal keempat bayar penuh yaitu sesuai dengan tarifnya yaitu 3%,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sementara untuk mobil baru dengan harga Rp 200 juta-Rp 250 juta yang tarif PPnBM-nya 15%, PPnBM akan ditanggung pemerintah sebesar 50% di kuartal pertama.

Baca Juga: Harga Mobil LCGC Naik Jadi Rp 135 Juta, Begini Respons Toyota Astra

“Di kuartal pertama diberikan 50% ditanggung pemerintah sehingga masyarakat membayar 7,5% dan di kuartal kedua sudah mulai membayar full di 15%,” ucapnya.

Adapun, dihimpun dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor alat angkutan kepada Produk Domestik Bruto (PDB) dalam kurun lima tahun terakhir diantaranta, sebesar 1,91% di 2015, 1,91% di 2016, 1,82% di 2017, 1,76% di 2018, 1,63% di 2019, dan sebesar 1,35% di 2020.

Kemudian, kontribusinya pada kuartal I 2021 yaitu sebesar 1,49%, pada kuartal II 2021 sebesar 1,46%, dan pada kuartal III 2021 sebesar 1,46%.

Sementara itu, dihimpun dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil dalam kurun 5 tahun terakhir diantaranya, sebesar 1,6% atau sebanyak 1,09 juta unit pada 2017, 5,5% atau 1,15 juta unit pada 2018, -10,82% atau 1,03 juta unit pada 2019, -48,3% atau 0,53 juta unit pada 2020, dan sebanyak 66,7% atau 0,89 juta unit pada 2021.

Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengungkapkan, adanya perpanjangan insnetif PPnBM ini dapat menggerakkan produksi industri otomotif dan juga bisa menggerakan perekonomian di tahun ini.

“Karena dengan insentif ini akan menyasar dan memberikan dampak ke hulunya (industrinya), misalnya untuk PPnBM bisa menggerakkan produksi industri otomotif,” tutur Yusuf.

Baca Juga: Insentif PPnBM Mobil Baru untuk LCGC Berlaku Lagi, Ini Tanggapan Daihatsu

Adapun, Yusuf mengungkapkan, kontribusi terhadap PDB di 2022 akan sebesar  1,5% sampai 1,8%. Angka ini merupakan salah satu yang terbesar di antara sub-sektor industri manufaktur lainnya.

Menurutnya, jika proses pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh pemerintah, bahkan angka prosentasenya akan sedikit di atas 1,8%. Asumsinya dengan pemulihan ekonomi berjalan lebih baik, maka daya beli seharusnya bisa lebih menstimulasi konsumen untuk membeli kendaraan.

Sementara, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengungkapkan, adanya perpanjangan insentif PPnBM di 2022 ini bisa menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah sehingga menimbulkan dampak Multiplier kepada perekonomian.

“Sehingga dengan adanya insentif ini dapat mendorong masyarakat untuk melakukan pengeluaran lebih, dan pengeluaran ini akan masuk ke sektor-sektor yang mendapatkan insentif PPnBM, lalu sektor tersebut dapat memutar kembali seperti untuk menambah skala bisnisnya atau membantu kontribusi penerimaan negara,” kata Riefky.

Selain itu, menurutnya pemberian insentif ini adalah momentum yang tepat dan lebih baik dibandingkan pada 2021, dimana pendapatan masyarakat sudah mulai stabil dan meningkat, sehingga dengan adanya insentif PPnBM ini mereka bisa mengeluarkan uangnya untuk membeli alat transportasi seperti mobil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×