Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
“Banyak dari perusahaan migas AS kelas independen yang secara skala ukuran korporasi sebenarnya jauh di bawah Pertamina. Pertamina sebenarnya sangat berpeluang untuk bisa akuisisi lapangan-lapangan atau proyek yang sudah masuk tahap eksploitasi produksi," kata Pri Agung kepada Kontan, Selasa (14/4).
Langkah ini, lanjutnya, tidak hanya akan memperkuat posisi Pertamina secara global, tetapi juga bisa mendukung ketahanan energi nasional melalui peningkatan produksi migas dari luar negeri.
Meski demikian, Moshe mengingatkan investasi luar negeri harus diimbangi dengan pembenahan di dalam negeri.
Baca Juga: Softbank Dikabarkan Akan Berinvestasi US$ 100 Miliar di Amerika Serikat
“Kita bukan negara kaya yang bisa investasi di mana-mana. Jangan lupakan PR kita di dalam negeri. Fokus investasi harus tetap pada kepentingan nasional,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga diminta lebih cermat dalam menggunakan strategi investasi untuk mengatasi tekanan dagang dari AS. Menurut Moshe, cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan menyesuaikan neraca dagang, misalnya dengan meningkatkan impor dari AS untuk mengurangi ketegangan tarif.
“Kalau sekadar ingin mengurangi tekanan tarif, ada cara lain selain mendorong investasi migas ke AS. Jangan sampai ini justru menjadi beban baru bagi Pertamina dan APBN,” tutup Moshe.
Selanjutnya: Transaksi Kartu Kredit BNI Tumbuh 5% pada Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: Tangerang Hujan Pukul 1 Siang, Ini Prakiraan Cuaca Besok (16/4) di Banten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News