kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mendag: Impor beras tahun ini tak besar


Rabu, 02 Juli 2014 / 21:05 WIB
Mendag: Impor beras tahun ini tak besar
ILUSTRASI. Cari uang itu susah, tetapi sebagai orang tua sebaiknya tidak menakuti anak dengan kalimat ini KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan meski pemerintah berencana akan mengimpor beras medium untuk menjaga pasokan tahun ini, namun, diperkirakan jumlahnya tidak terlalu besar. Lutfi menjelaskan, ketika pertumbuhan gabah tidak mencapai 5%, pemerintah akan melakukan impor.

Pengalaman pada 2007, 2010, dan 2011 menunjukkan hal tersebut. “Tahun ini memang terjadi kekurangan, tapi kita punya surplus yang besar tahun lalu, 4,8 juta ton. Jadi mestinya, kalaupun ada delta, mestinya tidak signifikan,” katanya di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (2/7).

Meski demikian, pemerintah harus tetap menjaga pasokan. Bulog pun kata dia mesti memiliki stok untuk memperbaiki strukturnya. “Jangan sampai kita kekurangan dulu, baru tiba-tiba mencari impor dari luar,” imbuhnya.

Dari surplus produksi tahun lalu sebesar 4,8 juta ton, cadangan beras badan urusan logistik (Bulog) saat ini masih ada 1,8 juta ton. Menurut Lutfi, itu bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan selama 7 bulan.

Berdasarkan angka ramalan (ARAM) 1 tahun 2014 yang dirilis BPS, Lutfi mengatakan telah memberikan instruksi kepada Perum Bulog untuk mengantisipasi kekurangan pasokan dengan cara impor. Dia menyadari, tahun 2014 ini merupakan tantangan berat bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga.

Setelah digempur bencana erupsi dua gunung api di awal tahun serta banjir, kondisi pangan akan menghadapi badai kering El Nino di akhir tahun. Kedua, yang mesti juga diantisipasi itu adalah masalah-masalah strategis di lapangan.

"Supaya adil, ini masalah pupuk juga bermasalah. Kita musti antisipasi. Jadi tugas kami di Kemendag kan untuk antisipasi. Jadi ini bukan nyalah-nyalahin kementerian yang lain. Bahwa ini memang tantangan 2014 ini luar biasa,” katanya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×