Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan bahwa industri farmasi serta makanan dan minuman masih berkembang cukup baik di tengah ekonomi global yang lesu dan tantangan ekonomi domestik yang cukup berat.
"Salah satu industri unggulan yang masih berkembang cukup baik adalah makanan dan minuman. Tidak hanya domestik, bahkan untuk ekspor juga prospeknya sangat cerah dengan demikian tentunya harus menjadi fokus dan perhatian khusus bagi kita semua, khususnya regulator-regulator yang berkecimpung di dalam industri tersebut," kata Thomas di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut, ia sampaikan dalam sambutannya di acara Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-15 BPOM yang mengusung tema "Penguatan Kemitraan untuk Pengawasan dan Pelayanan di Era MEA".
Kemudian kata Mendag, industri obat-obatan dan farmasi cukup meningkat, terlebih dengan adanya program Presiden Joko Widodo yang terfokus pada kesejahteraan masyarakat.
"Seperti di dalam peningkatan BPJS Kesehatan, bagaimana pengeluaran kita untuk kesehatan cukup meningkat dan itu hal yang sangat baik untuk mengembangkan dan mengamankan kesehatan masyarakat," kata Mendag.
Menurutnya, dengan meningkatnya pengeluaran untuk kesehatan, tentu juga akan meningkatkan pengeluaran untuk obat-obatan.
"Maka, kita harus berhati-hati dan lebih giat untuk mengembangkan industi obat-obatan dan farmasi lokal," ucap Mendag.
Dalam kesempatan yang sama, BPOM melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan tiga instansi dalam rangka peningkatan kerja sama pengawasan dan penyidikan tindak pidada di bidang obat dan makanan.
Nota kesepahaman tersebut dilakukan dengan Polri, Kementerian Perdagangan, dan Universitas Indonesia.
"Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak demi keberhasilan sistem pengawasan obat dan makanan, BPOM mengukuhkan sinergi kemitraan dengan beberapa instansi tersebut," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Alexander Sparringa.
Selain itu, kata dia, kerja sama itu juga untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan dalam upaya perlindungan konsumen dan peningkatan daya saing obat dan makanan serta kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Sementara itu, menurut Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, penandatanganan ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan penyidik di masing-masing lembaga.
"Ini dilakukan agar kemitraan penegak hukum dan BPOM menjadi lebih solid. Selain itu, kerja sama ini juga untuk meningkatkan koordinasi seperti tukar-menukar informasi dan pembaruan SDM penyidik di masing-masing lembaga," tutur Kapolri.
Acara HUT ke-15 BPOM dihadiri oleh beberapa pejabat antara lain Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Alexander Sparringa, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Deputi Menko PMK Bidang Peningkatan Kesehatan Tubagus Rachmat Sentika, Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, dan Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News