Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya mengatur tata niaga kedelai melalui program Stabilisasi Harga Kedelai (SHK). Hal tersebut disampaikan Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan, saat berdialog di sentra perajin tahu dan tempe di Semanan, Jakarta Barat, Rabu (20/2).
Gita menjelaskan, program SHK itu bertujuan untuk stabilisasi harga beli kedelai di tingkat petani, sekaligus menjaga stabilitas harga jual kedelai di tingkat perajin tahu tempe secara bersamaan. "Sehingga nantinya dapat mendukung kelangsungan industri tahu dan tempe di Indonesia," ujarnya dalam siaran pers yang diterima KONTAN hari ini (20/2).
Dalam kunjungannya, Gita bertemu dengan 250 perajin tahu tempe yang mewakili 900 perajin yang berada di bawah binaan Perkampungan Industri Kecil (PIK) KoptiĀ Semanan. Dia bilang, mayoritas kebutuhan kedelai nasional berasal dari kedelai impor.
"Kebutuhan kedelai nasional relatif besar yakni 2,5 juta ton, sedangkan 70% atau 1,8 juta ton dari impor," ujar Gita. Dia bilang dengan program SHK diharapkan bisa membantu mengurangi fluktuasi harga kedelai, sekaligus menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.
Berdasarkan harga rata-rata nasional per 15 Februari 2013, harga kedelai lokal tercatat Rp 9.366 per kg, turun 2,75% dari harga bulan sebelumnya yaitu sebesar Rp 9.624/kg. Untuk kedelai impor harganya sebesar Rp. 9.040 per kg, penurunan 2,68% dari harga bulan sebelumnya sebesar Rp 9.283/kg.
Menanggapi hal tersebut, Gita mengatakan bahwa harga kedelai amat tergantung dengan harga kedelai impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News