kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Mendekati akhir masa panen, harga gabah masih tinggi


Jumat, 20 Mei 2011 / 17:24 WIB
Mendekati akhir masa panen, harga gabah masih tinggi
ILUSTRASI. Truk bertonase besar membawa batuan hasil tambang untuk diproses di area penambangan emas Tujuh Bukit milik PT Bumi Suksesindo (BSI) di Banyuwangi Jawa Timur, Kamis (5/12). Melalui PT BSI dari Tambang Tujuh Bukit, PT Merdeka Copper Gold Tbk meningkatkan p


Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Meski sudah masuk musim panen gabah, tapi harga beras di pasaran masih terbilang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari data pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan April dan Mei 2011.

Pada bulan April minggu ke-2 harga beras umum sebesar Rp 8.717 per kg, namun di minggu ke-3 sampai minggu ke-4 harga beras menunjukkan penurunan 0,16% menjadi sebesar Rp 8.709 per kg.

Ketika memasuki bulan Mei di minggu ke-1, BPS mencatatkan harga beras relatif tetap dari harga bulan April. Namun, memasuki minggu ke-2 bulan Mei 2011 kembali naik 0,08% menjadi Rp 8.709 per kg dibandingkan harga minggu ke-1.

Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar mengatakan harga beras memang cenderung fluktuatif. "Meski demikian, kami akan tetap memantau perkembangan harga tersebut dan menjaga kestabilan harga beras di pasaran," katanya.

Mahendra menambahkan berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga beras relatif stabil selama bulan April 2011, sebab pasokan beras semakin besar seiring dengan masa panen raya yang sedan berlangsung di beberapa sentra produksi.

"Tapi memang memasuki minggu ke-2 bulan Mei, mulai terlihat kecenderungan naiknya harga karena mendekati masa akhir panen raya dan banyaknya serapan Bulog untuk cadangan beras pemerintah," ungkapnya.

Untuk menjaga kestabilan dan ketersediaan beras maka Kementerian Perdagangan akan melakukan berbagai usaha seperti memperkuat cadangan beras di daerah-daerah yang terkena dampak kondisi iklim ekstrem. Selain itu, meningkatkan sistem distribusi beras di daerah surplus ke daerah defisit, serta memantau harga dan stok beras agar mengantisipasi kekurangan suplai dan gejolak harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×