kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,73   3,40   0.38%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip rencana bisnis SSMS dan DSNG di tengah mekarnya harga CPO


Minggu, 06 Juni 2021 / 16:08 WIB
Mengintip rencana bisnis SSMS dan DSNG di tengah mekarnya harga CPO
ILUSTRASI. Harga CPO. KONTAN/Baihaki/22/5/2020


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Direktur DSNG, Jenti Widjaja mengatakan, DSNG ingin memaksimalkan momentum pergerakan harga, namun DSNG tidak bisa serta-merta mengungkit target produksi yang telah dicanangkan sebelumnya. Tantangannya berasal dari  fenomena La Nina tahun 2021 dan dampak tertinggal dari fenomena El Nino 2019 yang membuat target produksi internal tidak dapat serta merta ditingkatkan melebihi target awal. 

“Sementara pembelian TBS (tandan buah segar)) eksternal memang dapat membantu produksi CPO namun tentu harus memperhitungkan margin karena ketika harga CPO tinggi akan menyebabkan harga pembelian TBS eksternal ikut melonjak,” imbuh Jenti kepada Kontan.co.id (5/6).

 

Selain mengejar pertumbuhan produksi, DSNG tengah mengawal pembangunan 2 PKS baru dengan total kapasitas 105 ton TBS per jam. Kedua PKS tersebut meliputi PKS ke 11 di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur yang memiliki kapasitas 60 ton TBS  per jam dan PKS ke 12 di Nangabulik, Kalimantan Tengah yang berkapasitas 45 ton per jam. 

Pembangunan kedua PKS tersebut telah dimulai sejak semester ke-2 tahun 2019 yang lalu, namun penyelesaiannya sempat tertunda lantaran terkendala pandemi Covid-19. Dalam catatan Kontan.co.id, total investasi pembangunan PKS ke-11 (dari awal hingga selesai) yang terletak di Muara Wahau itu diperkirakan memerlukan investasi sekitar  Rp 220 miliar, sedang total investasi PKS ke 12 yang terletak di Nangabulik diperkirakan mencapai sekitar Rp 173 miliar.

Jenti tidak merinci berapa persisnya dana yang akan dialokasikan untuk menyelesaikan penyelesaian kedua PKS tersebut pada tahun ini. Yang terang, dananya akan menggunakan sebagian capex DSNG tahun ini yang dicanangkan sekitar Rp 1 triliun.

 

Menurut Jenti, saat ini DSNG belum memiliki rencana untuk melakukan rencana penggalangan dana eksternal tertentu untuk menunjang agenda-agenda ekspansi perusahaan pada tahun ini. “Namun DSNG masih dapat memanfaatkan fasilitas bank ataupun fasilitas Penawaran Umum Berjangka Obligasi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan,” tutur Jenti.

Dalam catatan Kontan.co.id, DSNG memang diketahui pernah menghimpun dana Rp 451 miliar dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Dharma Satya Nusantara Tahap I Tahun 2020 pada pertengahan tahun lalu. Selain itu, pada paruh kedua tahun lalu, DSNG dan anak perusahaan juga mendapat fasilitas kredit jangka panjang sebesar Rp 781,6 miliar dan US$ 60 juta dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Selanjutnya: Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) menebar dividen 50% dari laba, ini jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×