kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip rencana perusahaan tambang di tengah penurunan harga batubara acuan (HBA)


Kamis, 09 Desember 2021 / 16:52 WIB
Mengintip rencana perusahaan tambang di tengah penurunan harga batubara acuan (HBA)
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) menyusut usai mengalami kenaikan berturut-turut di beberapa bulan terakhir.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan, HBA bulan Desember sebesar US$ 159,79 per ton. Jumlah itu turun US$ 55,22 per ton dibandingkan dengan HBA bulan November 2021 lalu yang mencapai US$ 215,01 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi menerangkan, penurunan HBA dipengaruhi oleh intervensi kebijakan Pemerintah Tiongkok dalam menjaga kebutuhan batubara domestik mereka.

“Pemerintah Tiongkok telah meningkatkan produksi batubara dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batubara domestik Tiongkok serta kebijakan pengaturan harga batubara oleh pemerintah setempat,” ujar Agung dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: HBA Desember turun jadi US$ 159,79 per ton, berikut faktor pendorongnya

Faktor lainnya yang juga turut mendorong penurunan HBA ialah adanya peralihan  masih berlangsungnya krisis energi. Agung bilang, fenomena krisis energi yang masih berlangsung ini diikuti oleh merangkaknya komoditas energi fosil di luar batubara. “Peralihan penggunaan batubara global akibat melonjaknya harga gas dan minyak bumi mulai ter-recovery," jelas Agung.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia menilai, penurunan HBA di bulan Desember merupakan suatu yang yang wajar. “Harga yang sempat tinggi diatas US$ 200 (per ton) itu suatu anomali, sehingga turunnya juga diprediksi cepat, apalagi pemerintah Tiongkok intervensi dengan kebijakan mereka untuk menekan harga,” ujar Hendra kepada Kontan.co.id (9/12).

Sedikit informasi, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Sebelumnya, HBA terus mengalami kenaikan di  hampir sepanjang tahun 2021 ini. Setelah dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari menjadi US$ 87,79 per ton, lalu sempat turun di Maret US$ 84,47 per ton. 

Pada perkembangan selanjutnya, HBA terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga menembus US$ 200 per ton di bulan November 2021. Perincian harganya yakni sebesar US$ 86,68/ton di April, US$ 89,74/ton di Mei, US$ 100,33/ton di Juni, US$ 115,35/ton di Juli, US$ 130,99/ton di Agustus, US$ 150,03/ton di September, US$ 161,63/ton di Oktober, dan US$ 215,01/ton di November.




TERBARU

[X]
×