kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip rencana perusahaan tambang di tengah penurunan harga batubara acuan (HBA)


Kamis, 09 Desember 2021 / 16:52 WIB
Mengintip rencana perusahaan tambang di tengah penurunan harga batubara acuan (HBA)
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Hendra mengaku belum bisa memprediksi seperti apa perkembangan harga batubara ke depan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Febriati Nadira.

“Harga batu bara tidak dapat kami prediksi, karena itu kami akan  terus  memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap  keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid,” ujar Nadira kepada Kontan.co.id, Kamis (9/12).

Lebih lanjut, Nadira memastikan bahwa ADRO akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan. Hal ini dilakukan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

Hingga tutup tahun nanti, ADRO masih mengejar target produksi 52 juta - 54 juta ton batubara untuk tahun buku 2021. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, realisasi produksi batubara ADRO mencapai 39,64 juta ton, setara kurang lebih 73,40%-76,23% dari target produksi  52 juta - 54 juta ton berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id. “(Rencana produksi 2022) ditunggu saja, nanti diinfokan,” ujar Nadira.

Di luar harga, ADRO optimistis bahwa pasar batubara masih akan terus menjanjikan secara fundamental. Faktor pendorongnya antara lain pertumbuhan permintaan di wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan. “Kami masih menjaga ekspor di wilayah Asia Tenggara, China, Asia Timur, India, Selandia Baru. Adaro juga akan senantiasa mengikuti ketentuan  DM0 (domestic market obligation),” tegas Nadira.

Sementara itu, Direktur dan Sekretaris Perusahaan  PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava mengatakan, pihaknya optimistis harga batubara bisa kembali meningkat di tahun 2022. 

Beberapa faktor yang menurut Dileep berpotensi mendorong kenaikan harga batubara di antaranya ialah naiknya permintaan batubara di tingkat domestik dan regional Asia serta keterbatasan pasokan akibat sulitnya pendanaan untuk proyek-proyek baru batubara di tingkat global.

Baca Juga: Impor batubara China mencapai level tertingginya pada November 2021

Dengan prospek yang demikian, kata Dileep, tidak menutup kemungkinan BUMI membidik kenaikan produksi batubara di tahun 2022. Hanya saja, saat ini BUMI belum memfinalisasi berapa rencana produksi untuk tahun depan.

“Kami belum memfinalisasi rencana produksi untuk tahun 2022, namun sepertinya akan wajar untuk membidik kenaikan produksi 5%-10% dibanding produksi tahun ini,” ujar Dileep kepada Kontan.co.id (9/12).

Pada sepanjang tahun 2022 ini, BUMI membidik target produksi 80 juta - 82 juta ton batubara tahun ini. Sebagai pembanding, realisasi produksi batubara BUMI di tahun 2020 berjumlah 81,5 juta ton.  Angka produksi ini lebih rendah dibanding panduan produksi batubara BUMI sebelumnya yang sebesar 85 juta - 89 juta ton. Revisi target ini ditetapkan setelah menimbang kondisi curah hujan yang mengganggu produksi.

Dileep memastikan, BUMI akan memprioritaskan penjualan domestik dibanding ekspor. “BUMI memprioritaskan penjualan domestik dulu, baru kemudian ekspor. Permintaan domestik saat ini sedang meningkat,” ujar Dileep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×