Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perilaku berbelanja, mencari informasi, dan berinvestasi di Indonesia telah mengalami transformasi besar dalam lima tahun terakhir. Faktor-faktor utama yang mendorong perubahan ini meliputi perkembangan teknologi, pengaruh media sosial, dan percepatan digital yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
Dalam menghadapi pergeseran perilaku ini, layanan penyedia data dan wawasan, Populix, melakukan studi komprehensif untuk memahami lebih dalam perilaku konsumsi milenial dan Gen Z di era teknologi yang membentuk peta bisnis tahun 2024.
Studi berjudul “Indonesia Digital Economic and Financial Outlook 2024” ini mengungkapkan bagaimana teknologi memengaruhi perilaku berbelanja dan aspirasi keuangan kedua generasi ini.
Baca Juga: ZALORA Indonesia Sambut CEO Baru dan Hadirkan Kembali Mega Sale Harbolnas 12.12
Milenial, yang lebih fokus pada tanggung jawab keluarga, menunjukkan perencanaan dan manajemen keuangan yang matang, dengan fokus pada kebutuhan sehari-hari, tabungan pensiun, dana pendidikan, dan investasi berisiko rendah.
Sementara itu, Gen Z, yang mayoritas belum berkeluarga, cenderung belanja impulsif dan terpengaruh oleh media sosial yang membentuk mentalitas Fear of Missing Out (FOMO).
Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, menyatakan bahwa teknologi akan terus memengaruhi ekosistem ekonomi digital di Indonesia, dengan milenial dan Gen Z sebagai pendorong inovasi baru.
"Tahun 2024 diprediksi akan melihat peningkatan pencarian investasi jangka panjang, integrasi teknologi ke layanan keuangan, dan pergerakan positif dalam inklusi keuangan," ujarnya dalam keterangan tertulis seperti dikutip Jumat (8/12).
Baca Juga: Bisnis Ritel Membaik di Kuartal IV-2023, Ini Sentimen yang Mendorongnya
Direktur Program INDEF, Esther Sri Astuti, menambahkan bahwa ekonomi digital diproyeksikan akan tumbuh positif hingga dua kali lipat pada 2025, didorong oleh perubahan perilaku milenial dan Gen Z. Untuk mendukung pemerataan ekonomi digital, perlu dukungan dari sektor finansial dan regulasi pemerintah yang kuat.
Tren Belanja Gen Z dan Milenial
Milenial dan Gen Z menunjukkan perbedaan signifikan dalam perilaku berbelanja. Milenial, yang mayoritas berkeluarga, memiliki tanggung jawab finansial yang matang, memprioritaskan kebutuhan sehari-hari dan investasi jangka panjang. Gen Z, yang belum berkeluarga, lebih terpengaruh oleh tren dan FOMO, belanja impulsif, terutama melalui platform e-commerce yang diminati oleh 54% responden.
Belanja online dilakukan setiap 2-3 kali sebulan, terutama di area Bodetabek. Produk yang sering dibeli meliputi makanan, perawatan tubuh, fashion, kecantikan, dan kesehatan. Milenial dan Gen Z yang memiliki anak cenderung berbelanja lebih banyak.
Baca Juga: Mengkaji Kebijakan Bea Cukai 2024: Dorong Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju 2045
Arif Wibowo, Chief Sales Officer Lion Parcel, menyatakan bahwa tren berbelanja online akan terus berkembang, menciptakan peluang bagi industri logistik. Lion Parcel berupaya menyediakan layanan terbaik untuk milenial dan Gen Z, termasuk dukungan terhadap UMKM untuk masuk ke ranah digital.
Pengaruh Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi memegang peranan besar dalam perubahan perilaku konsumen. Sebanyak 58% responden membandingkan produk dan harga secara online, 53% menggunakan pembayaran digital, dan 51% berbelanja online karena kenyamanan.
Layanan online yang populer termasuk e-wallet, platform belanja online, transportasi online, aplikasi pemesanan makanan, telemedicine, video streaming, produk smart home, dan berlangganan aplikasi digital.
Tren Keuangan dan Investasi
Prioritas finansial milenial dan Gen Z mencerminkan tahap kehidupan dan aspirasi masing-masing. Milenial fokus pada tanggung jawab keluarga dan persiapan jangka panjang, sementara Gen Z lebih berorientasi pada gaya hidup dan hobi.
Menabung (78%) dan berinvestasi jangka panjang (58%) menjadi prioritas utama, diikuti oleh tabungan pensiun, tabungan untuk membeli rumah, memulai bisnis, membeli mobil baru, liburan ke luar negeri, dan tabungan pendidikan anak.
Milenial dan Gen Z menunjukkan literasi keuangan yang lebih baik, dengan 60% membuat anggaran, 54% melacak pengeluaran secara teratur, dan 38% menggunakan aplikasi keuangan. Studi juga mengungkap bahwa laki-laki lebih terbuka untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan daripada perempuan.
Baca Juga: Cerita Fitur dan Inovasi Shopee Temani Perjalanan ZM Zaskia Mecca&Sepasang Collection
Dalam hal investasi, baik milenial maupun Gen Z melihatnya sebagai jaminan keamanan finansial di masa depan. Milenial lebih memahami potensi dan strategi investasi, sementara Gen Z masih terbatas oleh keterbatasan anggaran dan pengetahuan tentang opsi investasi yang beragam.
Riadi Esadiputra, Chief Commercial Officer Pluang, menyatakan bahwa akselerasi digital oleh pandemi Covid-19 telah meningkatkan pemahaman generasi muda tentang investasi. Pluang aktif memberikan edukasi melalui Pluang Academy untuk membantu mereka membuat perencanaan investasi matang.
.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News