Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik di Indonesia diyakini tidak akan mengurangi bisnis pelumas. Hal ini disebabkan masih ada potensi untuk pengembangan e-fluid atau pelumas untuk kendaraan listrik dan sektor industri, yang merupakan pasar terbesar untuk bisnis pelumas global.
Direktur PT Shell Indonesia, Andri Pratiwa mengatakan, meningkatnya penggunaan kendaraan listrik akan terjadi mix energy seperti ICE (internal combine engine), EV hingga hybrid. Ia menyebut ini akan menjadi peluang untuk shell di masa depan.
"Ya, jadi akan terjadi energy mix, ada yang bilang gitu ya. Ada yang sebut dengan internal combustion engine (ICE) yang sekarang banyak dipakai, ada EV, ada juga hybrid. Nah semua itu adalah satu opportunity," kata Andri kepada wartawan di Sirkuit Mandalika, Lombok, Sabtu (6/7).
Peluang yang dimaksud adalah meskipun maraknya penggunaan mobil listrik mereka masih membutuhkan pelumas walaupun tidak ada engine sehingga tetap perlu pelumas untuk gear.
Baca Juga: Shell Indonesia Pasok E-Fluid untuk Mobil Listrik di Indonesia
"Karena kalau itu mobil listrik, juga tetap membutuhkan pelumas. Jadi, walaupun tidak ada engine-nya, tapi tetap butuh buat hidrolik, buat jirinya, dan kalau benar itu high quality fluidnya," sambungnya.
Adapun Shell kini memiliki dua produk khusus mobil listrik, yakni e-fluid dan immersion cooling fluid. Kedua produk tersebut merupakan gabungan antara pelumas serta coolant pendingin.
Shell Indonesia telah menjalin kerja sama dengan beberapa produsen kendaraan listrik, meskipun ia tidak bisa menyebutkan mereknya karena alasan kerahasiaan.
"Kami sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang memproduksi kendaraan listrik, namun mereknya tidak bisa disebutkan karena bersifat rahasia," jelasnya.
Saat ini, Shell Indonesia sedang mempersiapkan langkah selanjutnya untuk meluncurkan E-fluid secara lebih luas di Indonesia dalam waktu dekat.
Pasalnya, untuk produk yang sudah ada tersebut belum dipasarkan secara umum oleh Shell. Masih hanya memasok langsung ke beberapa perusahaan kendaraan listrik.
"Jadi yang saya katakan masih ada metal to metal contact, itu pasti butuh pelumas, Kedua adalah pertumbuhan demand, apa namanya, kendaraan mobil listriknya juga bertambah terus. Dan ini akan terjadi mix, ada yang ICE, ada yang EV, dan hybrid," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya tengah menyiapkan dinamika perubahan permintaan di pasar. "Jadi yang terpenting adalah bagaimana kita menyiapkan dengan dinamika perubahan pasar dengan ada peluang ke depan, dengan ada enginenya. Kita harus siapkan itu dari sekarang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News