Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat dinilai akan membuat produk olahan nikel Indonesia untuk menembus pasar Negeri Paman Sam, di tengah hilirisasi di dalam negeri.
Sikap anti energi terbarukan termasuk di dalamnya ketidakpercayaan Trump terhadap Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik akan menghambat penyerapan produk hilirisasi nikel Indonesia dalam komponen baterai EV.
Namun demikian, Ketum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli berpandangan bahwa kemenangan Trump dalam pemilihan presiden di AS tentu akan ada pengaruhnya terhadap ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Sikap Anti EV-Trump Bakal Pengaruhi Pasar Nikel Indonesia di AS, Ini Alasannya
Namun, terhadap industri nikel tidak terlalu terpengaruh karena mayoritas negara importir nikel Indonesia yang terbesar adalah China.
“Tentu ke depan diharapkan kerjasama Indonesia-AS akan meningkat terutama dalam supply chain mineral kritis untuk mendukung kebutuhan industri di AS,” kata Rizal kepada Kontan, Kamis (14/11).
Lebih lanjut, Rizal berharap hambatan-hambatan terhadap ekspor tersebut tidak mengalami hambatan dan kendala yang diakibatkan oleh hukum yang menghambat ekspor Indonesia.
Baca Juga: Bitcoin Meroket! El Salvador dan Bhutan Untung Besar
Sekadar gambaran, menurut Bank Dunia nikel diproyeksikan akan menguat secara masing-masing 3% pada 2025 dan 6% pada 2026 seiring dengan permintaan global yang diramal terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang, didukung ekspansi produksi baja nirkarat atau stainless steel dan baterai untuk EV.
Pertumbuhan produksi EV dan stainless steel tentu saja akan menaikkan permintaan terhadap nikel. Sebab, salah satu komponennya adalah logam nikel.
Untuk stainless steel mutlak dibutuhkan nikel sebagai salah satu unsur logam dalam stainless steel tersebut. Hal ini tentu akan berdampak terhadap permintaan nikel global. Indonesia sebagai top producer nikel dunia tentu akan diuntungkan dgn pertumbuhan permintaan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News