kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.918   12,00   0,08%
  • IDX 7.194   53,44   0,75%
  • KOMPAS100 1.105   10,45   0,95%
  • LQ45 877   11,00   1,27%
  • ISSI 221   0,83   0,38%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 540   5,09   0,95%
  • IDX80 127   1,35   1,07%
  • IDXV30 134   0,22   0,17%
  • IDXQ30 149   1,57   1,07%

Menilik Kinerja BUMN Karya di Tengah Upaya Restrukturisasi Utang


Jumat, 22 Desember 2023 / 14:56 WIB
Menilik Kinerja BUMN Karya di Tengah Upaya Restrukturisasi Utang
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Waskita Karya di kawasan Cawang, Jakarta Timur.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

Perseroan saat ini sedang treatment utang berbunga l dengan cara divestasi. Hingga akhir tahun 2023, setidaknya ada tujuh divestasi yang ditargetkan akan dilakukan oleh PTPP, baik dari perusahaan holding maupun subsidiaries atau anak usaha.

Sayangnya, target realisasi divestasi PTPP pada 2023 ini gagal tercapai. Sebab, dari tujuh rencana divestasi, baru satu rencana yang terealisasikan hingga saat ini.

Baca Juga: Restrukturisasi Utang, Waskita Beton Precast (WSBP) Terbitkan OWK Rp 1,85 Triliun

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, restrukturisasi utang BUMN Karya dilakukan karena ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang dan bunga atas pinjaman (Obligasi atau kredit bank).

“BUMN karya berharap diberikan keringan seperti penurunan nilai bunga dan penambahan waktu tenor, atau memberikan opsi Debt to Equity Swaps. Persetujuan akan ditentukan oleh para kreditur, baik swasta maupun pemerintah (Bank BUMN),” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/12).

Kendala terbesar penerimaan para kreditur adalah daya tarik restrukturisasi atau skema yang ditawarkan oleh BUMN Karya.

“Para Kreditur Non Pemerintah juga akan banyak resistensi. Namun, kreditur pemerintah, seperti Bank BUMN atau Himbara, cendrung akan menerima karena faktor kesamaan pemegang saham,” paparnya.

Akibat kondisi emiten BUMN Karya yang berat, tidak hanya terkait solvabilitas tapi juga krisis modal kerja, maka restrukturisasi saja tidak cukup.

Menurut Alfred, perlu ada suntikan dana segar untuk mengeksekusi kontrak atau proyek yang didapat, sehingga bisa menghasilkan pendapatan.

Divestasi salah satu cara untuk bisa mendapatkan dana segar. Lalu, merger juga bertujuan untuk membuat perusahaan lebih kuat, sehingga kemampuan laverage-nya bisa meningkat.

Baca Juga: Adhi Commuter Properti (ADCP) Yakin Target Pendapatan Tahun Ini Bakal Tercapai

“Jadi, tidak bisa hanya dengan satu aksi korporasi saja. Sebab, kondisi yang dimiliki oleh BUMN Karya berat, misalnya WSKT,” paparnya.

Jika membandingkan posisi sebelum Pandemi Covid-19 (per 31 Des 2019) dengan posisi per hari ini (21 Des 2023), total kapitalisasi pasar keempat BUMN Karya tersebut telah turun 82%. Total gabungan porsi ritel/individual dari porsi saham publik (masyarakat) dari keempat saham BUMN Karya mencapai 57%-an.

Saat ini, BUMN karya berada dalam fase recovery pasca kejatuhan fundamental oleh Pandemi. Faktor krusialnya adalah keberhasilan restrukturisasi.

“Untuk pemulihan, permintaan jasa konstruksi masih akan terus tumbuh dengan melihat program infrastruktur Indonesia yang terus berjalan,” tuturnya.

Alfred juga masih optimis pada tanggung jawab dan komitmen pemerintah sebagai pemegang saham utama BUMN Karya untuk pemulihan BUMN Karya. Hal itu membuatnya melihat, masih ada potensi recovery yang terjadi pada harga sahamnya.

Momentum ini yang membuat saham BUMN Karya terlihat menarik, meskipun secara risiko kategorinya lebih besar dibandingkan emiten lainnya.

Dengan penyelesaiaan masalah restrukturisasi, atau langkah merger and acquisition (M&A), Alfred memperkirakan ada potensi rebound pada level 30%-50% pada harga sahamnya.

“Jadi bagi pemegang saham atau investor, sarannya adalah menambah holding period. Jika memiliki dana, lakukan average down untuk mempercepat proses recovery kerugian,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×