kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik prospek bisnis Merck Sharp Dohme Pharma (SCPI)


Senin, 09 Maret 2020 / 17:44 WIB
Menilik prospek bisnis Merck Sharp Dohme Pharma (SCPI)
ILUSTRASI. logo PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Di dalam negeri, produk onkologi-nya untuk tumor otak juga sudah masuk ke program BPJS. Meski sudah berencana mengandalkan dua segmen tersebut, Erwin masih enggan menjelaskan soal proyeksi SCPI di Desember 2019.

Namun yang pasti, Erwin bilang pertumbuhan pendapatan di 2019 akan cenderung sama dengan 2018. Artinya jika merujuk ke laporan keuangannya di 2018, pendapatannya akan tumbuh di kisaran 0,92% yoy.

Mengintip paparan publik SCPI, produsen obat ini membukukan penjualan di akhir September 2019 sebesar Rp 1,43 triliun atau turun 11% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,62 triliun. Adapun untuk laba sebelum pajak penghasilannya tercatat Rp 136,64 miliar.

Baca Juga: Tambah kapasitas produksi, Merck Sharp Dohme (SCPI) anggarkan capex US$ 4,3 juta

Erwin menjelaskan prospek usaha di 2019 mirip dengan 2018. Katanya, produk inovatif di Indonesia kurang sehingga obat inovatif harganya lumayan tinggi. Walau demikian, daya beli masyarakat belum sesuai dengan yang diinginkan.

Lantas bagaimana dengan prospek usaha Merck Sharp & Dohme Pharma di 2020?. Erwin menjelaskan pasar Indonesia di 2020 ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Erwin bilang di tahun ini akan banyak harapan karena pemerintah menaikkan iuran BPJS untuk mengurangi defisit BPJS di akhir tahun.

Oleh karena industri farmasi Indonesia bisa lebih baik. Adapun untuk di 2020 ini, Erwin memprediksi pertumbuhan penjualan akan lebih baik. "Kemungkinan bisa tumbuh single digit," kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×