kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilisik komponen pembentuk harga internet broadband di Indonesia


Senin, 06 September 2021 / 16:09 WIB
Menilisik komponen pembentuk harga internet broadband di Indonesia
ILUSTRASI. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui anak usahanya, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) melakukan perubahan nama dan logo layanan internet broadband melalui peluncuran brand Iconnet.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kebutuhan terhadap internet tampak semakin meningkat di masa pandemi Covid-19. Berbagai perusahaan provider internet broadband pun berlomba-lomba memberikan penawaran layanan internet kepada para pelanggannya. Lantas, apakah harga layanan internet broadband di Indonesia sudah terjangkau dan sepadan dengan kualitasnya?

Jamalul Izza, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) mengatakan, ada beberapa komponen pembentuk tarif internet broadband. Di antaranya adalah ketersediaan infrastruktur, letak geografis, hingga perangkat pendukung lainnya.

Menurutnya, faktor geografis Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi para provider internet. Sebab, mereka akan membutuhkan biaya yang besar untuk membangun infrastruktur internet di wilayah pelosok.

“Kalau kita lihat harga internet sekarang masih bisa dikatakan wajar dengan beberapa faktor komponen tadi. Tetapi, harga ini seiring berjalannya waktu bisa turun apabila ketersediaan infrastruktur semakin baik dan bagus,” ungkap Jamalul, Senin (6/9).

Baca Juga: Marak BUMN Berbisnis Internet Broadband, Telkom Juga Bakal Akuisisi Gasnet PGN?

Pihak APJII pun terus mendorong pembangunan infrastruktur internet yang merata, sehingga kualitas internet di Indonesia dapat terjamin. APJII juga menekankan pentingnya supaya trafik Indonesia Internet Exchange (IIX) terus naik sehingga biaya belanja provider Indonesia ke luar negeri turun. Asal tahu saja, fungsi IIX adalah mereduksi trafik dari Indonesia yang lari ke luar negeri.

“Hal yang penting lainnya adalah bagaimana kualitas internet bagus dan stabil, bukan hanya di harga yang murah saja,” imbuh dia.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) Tetty Indrawati mengatakan, komponen investasi internet broadband ICON+ tidak hanya terkait penggelaran kabel dan tiang saja, melainkan juga perangkat network, backbone dalam negeri dan ke luar negeri, serta investasi sistem IT sebagai pendukung operasional dan layanan purna jual.

Iconnet sendiri menawarkan paket layanan internet dengan kecepatan 10 Mbps, 20 Mbps, 50 Mbps, dan 100 Mbps secara unlimited. Di wilayah Jabodetabek, paket langganan kecepatan 10 Mbps dihargai Rp 185.000 per bulan, sedangkan layanan untuk kecepatan tertinggi yaitu 100 Mbps dibanderol sebesar Rp 427.000 per bulan.

Baca Juga: PLN salurkan bantuan oksigen penanganan Covid-19 ke 7 rumah sakit di Jawa Tengah

Tarif layanan internet Iconnet di wilayah lain tentu berbeda. Sebagai contoh, di Jawa dan Bali, paket internet Iconnet kecepatan 10 Mbps dibanderol sebesar Rp 188.000 per bulan, sementara paket dengan kecepatan 100 Mbps ditawarkan dengan harga Rp 563.000 per bulan.

Tetty melanjutkan, persaingan bisnis antar provider internet tentu terjadi, terutama di area-area yang sudah memiliki atau di-cover lebih dari satu provider. “Iconnet ditujukan untuk memperluas penetrasi broadband Indonesia dengan hadir di area yang selama ini belum dijangkau provider lain,” ujar dia, Minggu (5/9).

Chief Executive Officer MyRepublic Andrijanto Muljono menyebut, penentuan tarif internet broadband MyRepublic dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Misalnya, besaran bandwith yang dibutuhkan untuk setiap produk, tingkat inflasi, serta pola kebutuhan pelanggan terhadap produk MyRepublic.

Lokasi pelanggan berada juga akan menentukan harga produk MyRepublic lantaran biaya dasar bandwith di setiap daerah juga berbeda-beda. “Namun, pada prinsipnya kami berupaya menghadirkan paket internet andal dengan harga yang terjangkau,” ucapnya, Sabtu (4/9).

Baca Juga: IndiHome targetkan bisa mencapai 50.000 pelanggan hingga akhir tahun 2021

MyRepublic menawarkan produk layanan internet only unlimited residensial beragam, mulai dari 30 Mbps seharga Rp 336.000, 50 Mbps Rp 406.000, 100 Mbps Rp 466.000, dan Gamer 150 Mbps Rp 767.000.

Adapun untuk produk layanan combo internet unlimited dan TV residensial MyRepublic terdiri dari 20 Mbps seharga Rp 319.000, 30 Mbps Rp 399.000, 50 Mbps Rp 489.000, 100 Mbps Rp 669.000, 150 Mbps Rp 779.000, serta Gamer 150 Mbps Rp 819.000.

Andrijanto mengklaim, MyRepublic sudah memberikan layanan internet dengan harga yang sangat terjangkau bagi pelanggannya bila dibandingkan dengan harga yang ditawarkan provider internet broadband lainnya. Menurutnya, saat ini persaingan utama di bisnis internet broadband ada pada aspek kualitas internet dan layanan purna jual. “Harga MyRepublic sangat kompetitif,” tandasnya.

Selanjutnya: Iconnet milik PLN saat ini punya lebih dari 40.000 pelanggan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×