kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Menko minta Angkasa Pura tidak mempersulit pembangunan hanggar Lion Air


Minggu, 27 Februari 2011 / 20:00 WIB
Menko minta Angkasa Pura tidak mempersulit pembangunan hanggar Lion Air
ILUSTRASI. Pialang memperhatikan pergerakan saham di kantor Danareksa Sekuritas, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018).


Reporter: Sofyan Nur Hidayat |

JAKARTA. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa meminta PT Angkasa Pura (AP) I tidak mempersulit pembangunan hangar PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) di Manado, Sulawesi Utara. Dia berharap pembangunan bengkel perawatan pesawat itu tidak sampai berpindah ke Malaysia.

Hatta mengatakan jika AP I tidak mampu membangun hangar sendiri, maka mereka harus mau bekerjasama dengan pihak lain. "Jangan sampai dia tidak bisa bangun, tapi maunya dikuasai sendiri," ungkap Hatta usai menyaksikan penandatanganan pemesanan pesawat dari anak usaha Lion Air, Jumat (25/2).

Padahal menurut Hatta jika pembangunan hangar jadi dilaksanakan di Manado maka bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya investor yang masuk, maka dapat membuka lapangan pekerjaan dan perekonomian masyarakat sekitar tumbuh.

Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana mengatakan mereka belum akan membangun hanggar di tempat lain sebelum ada kepastian kerjasama dan jaminan dari Angkasa Pura. "Kami sudah dua tahun di Manado dan gagal kalau harus ke kota lain, butuh berapa tahun lagi?," ungkap Rusdi.

Rusdi mengatakan mereka datang ke Manado karena diundang oleh Gubernur Sulawesi Utara untuk berinvestasi di sana. Sebelum membeli tanah, mereka juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan AP I.

Sayangnya begitu direksi AP I berganti, mereka menyatakan bahwa secara regulasi pembangunan hangar itu tidak diperbolehkan. AP I meminta kerjasama dengan cara penguasaan 51% saham. Akhirnya Lion Air menolak dan hangar yang sudah diresmikan itu batal dibangun.

Sementara Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo membantah kalau mereka menghalang-halangi langkah Lion Air untuk membangun hanggar, apalagi sampai meminta jatah saham. "Pembicaraan kami dengan mereka itu negosiasi business to business, jadi hal yang biasa," ujar Tommy belum lama ini.

Lion Air memang memiliki tanah di luar bandara, tapi mereka meminta akses masuk ke bandara Sam Ratulangi, Manado. Padahal kawasan bandara menurutnya harus dikelola oleh badan usaha pengelola bandara.

Selain itu, AP I juga menawarkan pembangunan hangar di Makassar yang telah memiliki fasilitas lebih lengkap seperti apron, landasan pacu dan jalur taksi.

Rusdi sendiri mengaku tidak keberatan jika diminta membangun hangar di Makassar sejauh ada jaminan dari AP I. Tapi menurutnya proses pembangunan di sana tidak akan mudah karena sebelumnya harus membongkar bangunan lama milik pemerintah di lahan yang ditawarkan.

Rusdi mengaku belakangan ini, Lion Air mendapat tawaran dari beberapa daerah untuk membangun hangar di antaranya dari Gubernur Palangkaraya dan Gubernur Sumatera Selatan.

Tapi menurut Rusdi, Lion Air tidak akan coba-coba sebelum ada jaminan bisa membangun hangar agar tidak terulang. Tapi karena kebutuhan perawatan pesawat semakin mendesak, pilihan membangun di Johor Bahru, Malaysia sangat memungkinkan karena lebih mudah prosesnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×