kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM: Direktorat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wajib Dibuat Pertamina


Minggu, 19 Maret 2023 / 14:25 WIB
Menteri ESDM: Direktorat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wajib Dibuat Pertamina
ILUSTRASI. PT Pertamina diminta membentuk direktorat khusus yang akan menangani aspek keselamatan dan kesehatan kerja. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina diminta membentuk direktorat khusus yang akan menangani aspek keselamatan dan kesehatan kerja setelah banyaknya insiden fatal beberapa waktu belakangan dari mulai hulu hingga hilir. Adapun pembentukan direktorat khusus ini juga merupakan buntut dari insiden kebakaran Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang yang menewaskan 23 orang. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyatakan, pembentukan direktorat khusus untuk menangani Health Safety Security and Environment (HSSE) wajib dibentuk agar fokusnya hanya menyoroti aspek keselamatan. 

“Saya sudah berbicara dengan Menteri BUMN, Pak Erick sangat setuju karena untuk satu korporasi yang bisnisnya berisiko tentu saja standard-standard itu harus dimiliki, dan itu harus seragam dan disatukan dalam sistem monitoring,” jelasnya saat di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (19/3). 

Baca Juga: Pertamina EP Cepu Siapkan Perencanaan Jelang Fase Operasi Jambaran Tiung Biru

Arifin bilang, pembentukan direktorat khusus HSSE ini nantinya hanya akan fokus mengontrol standard operasional prosedur. Arifin menyatakan, sebetulnya sebelum kejadian insiden kebakaran di Plumpang, sudah ada unit-unit khusus yang memonitor aspek HSSE. Tetapi atas kejadian fatal yang beberapa kali sering terjadi di Pertamina, maka dibutuhkan direktorat khusus.

Melansir catatan Kontan.co.id , terjadi sejumlah kejadian fatal yang memakan korban jiwa di area PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada awal tahun ini. Baru-baru ini pada Februari 2022, tiga pekerja dari PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) sebagai subkontraktor PHR, tewas dalam tangki atau kontainer limbah. 

Sebelumnya pada 18 Januari 2023, masih di area kerja PHR, satu orang pekerja (floorman) dari PT Asrindo Citraseni Satira (PT ACS) tewas karena tertimpa Full Opening Safety Valve (FOSV) ketika berada di Working Platform (WPF). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×