kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.829   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.428   59,32   0,93%
  • KOMPAS100 922   -1,07   -0,12%
  • LQ45 723   -1,41   -0,19%
  • ISSI 202   3,20   1,62%
  • IDX30 377   -1,25   -0,33%
  • IDXHIDIV20 458   0,52   0,11%
  • IDX80 105   -0,24   -0,22%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,18   -0,14%

Menteri ESDM Pastikan Proyek PLTP 40 MW di Maluku Masuk RUPTL 2025-2034


Jumat, 11 April 2025 / 16:18 WIB
Menteri ESDM Pastikan Proyek PLTP 40 MW di Maluku Masuk RUPTL 2025-2034
ILUSTRASI. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Jakarta. Kementerian ESDM memastikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 40 MW di Provinsi Maluku masuk RUPTL 2025-2034.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 40 megawatt (MW) di Provinsi Maluku telah resmi masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, proyek tersebut akan dibangun di satu Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang terletak di Maluku Tengah, dan proses lelangnya kini tengah berjalan.

"Sudah masuk di RUPTL. Satu tempat itu 40 MW," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (11/4).

Sebelumnya, Bahlil bilang penugasan pembangunan PLTP ini sejalan dengan strategi nasional transisi energi, sekaligus mengurangi ketergantungan wilayah timur Indonesia terhadap pembangkit berbasis energi fosil. 

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Ini Sebelum Genjot Pembangunan PLTP dalam RUPTL 2025-2034

Ia juga menekankan peran penting PLN sebagai BUMN dalam menjalankan mandat negara untuk memperluas akses energi bersih ke seluruh wilayah.

“Saya sudah masukkan dalam RUPTL, supaya apa? Tidak lagi tergantung pada solar, tidak lagi tergantung pada batubara. Begitu ada mesin-mesin pembangkit tua, langsung diganti ke Energi Baru Terbarukan (EBT),” ujar Bahlil.

Adapun proyek PLTP 40 MW ini menambah daftar pengembangan panas bumi di Maluku. Sebelumnya, telah ada rencana pembangunan PLTP Wapsalit 20 MW di Pulau Buru yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi oleh pengembang swasta, dengan target operasi komersial (COD) pada 2028.

Selain itu, PLN juga tengah menyiapkan PLTP Tulehu 2x10 MW di Pulau Ambon, yang ditargetkan COD pada 2031. Di luar dua proyek tersebut, potensi panas bumi lainnya juga ditemukan di Banda Baru, Pulau Seram, dengan potensi 25 MW. Lokasi ini telah disurvei oleh Badan Geologi dan akan ditawarkan melalui market sounding oleh Direktorat Jenderal EBTKE pada April 2025.

Saat ini, sistem kelistrikan di Maluku masih didominasi pembangkit berbasis bahan bakar fosil. Berdasarkan data 2024, kapasitas pembangkit listrik di provinsi ini mencapai 409 MW, di mana 99% atau 406 MW berasal dari PLTD serta kombinasi pembangkit gas dan uap.

Baca Juga: PLN Buka Suara Soal Instruksi Pembangunan PLTP 40 MW di Maluku

Pembangkit diesel (PLTD) masih menjadi andalan utama dengan kapasitas 249 MW atau sekitar 61% dari total kapasitas terpasang. Sementara pembangkit berbasis gas dan uap menyumbang 157 MW atau 38%.

Kontribusi EBT masih sangat minim, hanya sekitar 3 MW, yang terdiri dari PLTS sebesar 3 MW dan PLTA/Mikrohidro sebesar 0,1 MW. Selain mendukung target bauran energi nasional, pengembangan panas bumi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada daerah melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan bonus produksi sebagaimana diatur dalam UU No. 21/2014 tentang Panas Bumi.

Selanjutnya: IHSG Menguat 0,13% ke 6.262 pada Jumat (11/4), INCO, MDKA, AMMN Jadi Top Gainers LQ45

Menarik Dibaca: Masih Ada Hujan yang Turun? Berikut Ramalan Cuaca Besok (12/4) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×