kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri Perindustrian: Dubes harus berperan genjot ekspor produk industri


Jumat, 10 Januari 2020 / 17:52 WIB
Menteri Perindustrian: Dubes harus berperan genjot ekspor produk industri
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai para duta besar sebagai Kepala Perwakilan Republik Indonesia memiliki peranan strategis dalam upaya mempromosikan produk industri dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat memperluas pasar ekspor, terutama ke negara-negara nontradisional.

"Apalagi pemerintah sedang fokus menggenjot nilai ekspor guna menekan defisit neraca perdagangan. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan strategis dijalankan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/1).

Menperin menyebutkan, lima negara tujuan ekspor terbesar sektor industri pada Januari-November 2019, yaitu Amerika Serikat yang mencapai US$ 15,62 miliar, diikuti China (US$ 15,50 miliar), Jepang (US$ 10,13 miliar), Singapura (US$ 8,16 miliar), dan India (US$ 5,88 miliar).

Sepanjang Januari-November 2019, sektor industri memberikan kontribusi terhadap total nilai ekspor nasional hingga 75,57% atau senilai US$ 153,11 miliar. Dari hasil capaian itu, maka pemerintah memberikan perhatian khusus kepada peningkatan daya saing industri manufaktur.

Baca Juga: Mendag: Atase Kemendag di luar negeri harus bisa marketing

Adapun pada periode tersebut, tiga sektor industri yang mencatatkan nilai ekspornya paling besar, yakni industri makanan dan minuman yang menembus US$ 24,30 miliar, industri logam dasar US$ 15,99 miliar, serta industri tekstil dan pakaian jadi US$ 11,83 miliar.

Agus menambahkan, pemerintah telah menjalankan berbagai langkah strategis dalam upaya memacu nilai ekspor khususnya di sektor industri. Jurus jitunya itu meliputi penguatan sektor industri melalui program pembinaan agar lebih berdaya saing dan menyiapkan produk-produk unggulan.

"Kemudian, perlu dilakukan penurunan tarif melalui pemanfataan free trade agreement, serta juga dibutuhkan promosi di tingkat internasional dan dukungan fasilitas pembiayaan ekspor," sebutnya.

Agus mencontohkan, salah satu fasilitas yang diberikan untuk mengerek ekspor produk industri, yaitu melalui Penugasan Khusus Ekspor (PKE).

PKE adalah penugasan yang diberikan pemerintah kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor dalam bentuk program National Interest Account (NIA).

Baca Juga: Jokowi bilang Uni Eropa tuding sawit rusak lingkungan karena kalah saing

Program PKE tersebut dalam rangka memperluas pasar ekspor industri, terutama ke pasar-pasar nontradisional. Misalnya, PKE gerbong penumpang dan gerbong barang kereta api PT INKA ke Bangladesh. "Selain itu ada PKE pesawat PT Dirgantara Indonesia serta PKE ke kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah," imbuhnya.

Bahkan, guna memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produksi industri manufaktur nasional, Kemenperin sedang mengusulkan untuk menambah tiga Atase Perindustrian di Beijing - China, Seoul - Korea Selatan, dan Abu Dhabi - Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Dubes dapat tugas diplomasi ekonomi, Indonesia sasar sejumlah perjanjian dagang

Hingga saat ini, Kemenperin telah memiliki tiga Atase Perindustrian di luar negeri, yakni di Tokyo - Jepang, Brussel - Belgia, dan Taipei - Taiwan. Tugas mereka di antaranya terkait dengan market and industrial intelligent, promosi kawasan industri dan investasi, serta pemasaran produk industri.

Agus juga berharap kepada para duta besar RI agar turut aktif berpartisipasi mengkampanyekan mengenai keikutsertaan Indonesia sebagai Official Partner Country pada ajang Hannover Messe 2020.

Selanjutnya, duta besar RI juga diharapkan dapat mendorong kehadiran pelaku industri yang potensial di negara masing-masing untuk turut hadir di Hannover Messe 2020 dan menjajaki peluang kolaborasi dengan partisipan eksibisi di Paviliun Indonesia.

“Ajang ini penting untuk Indonesia tidak hanya karena sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi Official Partner Country, tetapi juga mendukung upaya national branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global," tandasnya.

Baca Juga: Jokowi minta para duta besar lebih giat lakukan diplomasi ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×