Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Merpati Nusantara Airlines membutuhkan dana untuk memutar kembali roda bisnisnya. Sejak mengalami kesulitan keuangan 2005, perusahaan ini sudah berkali-kali mendapat suntikan modal pemerintah.
Maskapai yang sudah menghentikan seluruh operasinya per awal bulan lalu ini, mengaku tidak bisa menjalankan sederet rencana pemerintah tanpa adanya injeksi dana tambahan. "Ibaratnya semua ada di depan mata. Namun untuk mencapai ke situ kami butuh dana segar. Tanpa itu, dua atau tiga langkah kami kehabisan nafas,” kata Asep Eka Nugraha, Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines akhir pekan lalu.
Berbagai jurus yang sudah dijalankan, seperti kerja sama operasi (KSO), pemisahan anak usaha, divestasi aset serta debt to equity, tak bisa menerbangkan kembali Merpati, jika tidak ada dana. Asep tidak bersedia menyebut berapa angka yang dibutuhkan dengan alasan masih dihitung bersama dengan Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Menurut Ery Wardhana, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Pegawai Merpati (FPM), kebutuhan dana segar Merpati selama masa transisi pelaksanaan rencananya, mencapai Rp 150 miliar. Dalam perhitungan awal, kebutuhan dana itu akan ditutup dengan hasil penjualan dua anak usahanya, Merpati Maintenance Facility (MMF) dan Merpati Catering Services (MCS). Opsi sumber dana lain adalah dana restrukturisasi dan revitalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dana Rp 150 miliar, ternyata, belum mencakup biaya untuk menjalankan rencana bisnis. Dana sebesar itu cuma dialokasikan untuk asuransi, gaji pegawai yang tertunda, dan utang bahan bakar. Setelah dana transisi cair, Merpati mulai mengurus perolehan dana untuk rencana bisnis.
Untuk dana pelaksanaan rencana bisnis, menurut Ery perusahaan ini telah menghitung dan jumlahnya mencapai Rp 1,7 triliun. Dana ini berasal dari mitra KSO PT Bentang Persada Gemilang dan PT Amagedon Indonesia, investor dan pemerintah. Diprediksi mitra KSO mulai menyuntikkan dana, senilai
Rp 500 miliar per 1 Juni 2014.
Artinya, rencana Merpati beroperasi Maret ini terancam gagal dan Asep juga sudah memastikan pengoperasian Merpati tertunda tanpa memerinci target. Saat ini, kata Asep, Merpati tengah mengevaluasi total rencana bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News