Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batubara nasional sampai akhir semester I-2018 baru mencapai 163,44 juta ton. Artinya, baru terealisasi 33,7% dari target produksi batubara yang dipatok pada tahun ini sebesar 485 juta ton.
Meski begitu, bila dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 139 juta ton, maka produksi batubara nasional pada semester I-2018 naik 18%.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, capaian produksi nasional masih rendah karena Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada di daerah belum sepenuhnya melaporkan produksi batubaranya sampai Juni lalu.
“Itu (163,44 juta ton) belum angka realisasi. Biasanya laporan IUP di daerah delay bisa sampai tiga bulan,” terangnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (12/7).
Sementara itu, volume ekspor sampai Juni 2018 sebanyak 94,68 juta atau mencapai 36% dari target ekspor sampai akhir tahun yang dipatok 371 juta ton.
Agung menyatakan permintaan ekspor meningkat seiring dengan membaiknya harga batubara. Asal tahu saja, pada Juli ini, Harga Batubara Acuan (HBA) mencapai US$ 104,65 per ton.
Selain itu, untuk pemenuhan batubara dalam negeri (domestic market obligation/DMO) yang ditargetkan sampai akhir tahun mencapai 114 juta ton, untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) realisasinya sudah 41,41 juta ton dan pemenuhan DMO lainnya mencapai 41,41 juta ton.
“Yang terpenting DMO terpenuhi, walaupun ekspor batubara Juni ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya diperiode yang sama,” tandasnya.
Agung juga bilang, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari subsektor mineral dan batubara (minerba) lebih besar diperoleh dari batubara.
Direktur PNBP Kementerian ESDM Jonson Pakpahan mengatakan sampai semester I-2018 PNBP subsektor minerba sudah mencapai Rp 23,5 triliun atau 73,41% dari target yang ditetapkan senilai Rp 32,01 triliun.
Tingginya realisasi PNBP ini dikarenakan harga batubara yang stabil di level tinggi. Komoditas batubara masih mendominasi PNBP minerba dengan porsi sekitar 75%.
"Utamanya masih dari batubara karena mineral memang tidak banyak. Mudah-mudahan harga terus stabil," kata Jonson di kantor Kementerian ESDM, Kamis (12/7).
Dengan hasil yang diraih pada semester I-2018, Jonson optimistis realisasi PNBP hingga akhir akhir tahun bisa menyamai capaian pada tahun lalu sebesar Rp 40,61 triliun.
Meskipun begitu, Jonson menjelaskan ada beberapa faktor penekan PNBP. Salah satunya dari harga khusus batubara untuk pembangkit listrik dalam negeri dengan patokan US$ 70 per ton.
"Saya berharap hasilnya di kisaran Rp 40 triliun atau tidak turun dari tahun lalu. Ini yang kami coba usahakan semaksimal mungkin," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News