kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Mesya Jewelery pesimistis alami peningkatan penjualan tahun ini


Minggu, 07 April 2019 / 17:09 WIB
Mesya Jewelery pesimistis alami peningkatan penjualan tahun ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Memasuki kuartal II 2019, pelaku usaha perhiasan emas, Fahmi Kurniadi, manager Mesya Jewelery, memiliki proyeksi pesimistis terhadap prospek pasar perhiasan domestik tahun ini.

Ditemui dalan acara tahunan Jakarta International Jewellery Fair 2019 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Fahmi mengungkapkan pesimisme penjualan tahun ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi global dan Pemilihan Umum (Pemilu).

"Sebagai penjual emas perhiasan atau luxury, kami merasakan penurunan penjualan dan daya beli masyarakat sejak akhir tahun lalu," jelas Fahmi saat ditemui Kontan, Jumat (5/4).

Lebih lanjut, perusahaan yang mempunyai kantor cabang di Singapura dan Hongkong ini, mengalami penurunan penjualan hingga mencapai 40% tahun lalu.

"Pada tahun ini, penurunan makin terasa. Sejak Januari, penjualan masih sangat fluktuatif. Bahkan dalam acara ini saja, kami rasakan pengunjung lebih sepi dibandingkan tahun sebelumnya. Mungkin bagi penjual emas komoditas, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh, namun kami sangat rasakan pengaruhnya," tambah Fahmi.

Dirinya mengatakan selain isu perlambatan perekonomian global, kondisi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dinilai menjadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat terhadap perhiasan emas.

Dirinya memandang, dalam kondisi politik dan ekonomi yang serba tidak pasti saat ini, menjadikan pasar ekspor lebih menarik.

Mesya Jewelery sendiri sudah memasarkan perhiasannya ke Dubai, Turki, dan Eropa Barat. Sementara di kawasan Asia, sudah merambah Jelang, Malaysia, Singapura, dan Hongkong.

"Dengan adanya perbedaan kurs pula, pembeli dari pasar ekspor menilai harga perhiasan kami tidak terlalu mahal. Kami lebih mudah menjual perhiasan di pasar ekspor dibandingkan pasar domestik, terutama di Amerika Serikat dan Dubai. Dari penjualan pasar ekspor pun nilainya lebih tinggi," ujarnya.

Dari fakta tersebut, Fahmi mengaku pihaknya memang lebih senang melemparkan produk ke pasar ekspor, dan berharap, dapat meluaskan pasar lebih luas di AS dan kawasan Eropa Barat.

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan pembeli di pasar ekspor banyak mengincar perhiasan emas putih yang dipadukan dengan berlian atau batu mulia. Dirinya mengimbuhkan pula, perhiasan dengan paduan mutiara dari Lombok dan Papua menjadi favorit.

"Mahakarya kami adalah berlian yang dipadukan emas putih atau batu mulia. Kami kumpulkan bahannya dari seluruh dunia dan diolah di Indonesia. Kami banderol perhiasan tersebut seharga Rp 4,5 miliar," jelasnya.

Sementara itu, menanggapi tren kenaikan penjualan perhiasan jelang hari raya Idul Fitri pada Juni mendatang, Fahmi berkata tidak ingin terlalu berharap terlalu banyak.

"Kami tentu saja berharap tren peningkatan penjualan terjadi pada hari raya Idul Fitri terjadi kembali. Namun melihat kondisi saat ini, kami belum percaya diri menampilkan target penjualan untuk pasar domestik," tuturnya.

Sebaliknya, pasar ekspor yang dinilai lebih menarik, membuat Mesya Jewellery berani menargetkan penjualan perhiasan mencapai lebih dari US$ 3 juta.

"Walau lebih optimistis dengan pasar ekspor, target penghasilan tersebut sebenarnya adalag angka pesimis kami. Kami berharap, pada kuartal II 2019 akan ada stimulus ekonomi atau perbaikan daya beli masyarakat," pungkas Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×