Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon
BEKASI. Selain menjual proyek properti, pendapatan lain yang pengembang incar adalah dari pendapatan berulang alias recurring income. Kondisi ini juga berlaku bagi PT Metropolitan Land Tbk atau biasa disebut Metland.
Perusahaan ini berharap, porsi pendapatan berulang terhadap total pendapatan bisa bertambah menjadi 9%-10% di 2014 nanti. Caranya adalah dengan terus menambah portofolio proyek komersial. Salah satunya lewat peresemian pusat belanja bagi kalangan menengah hingga atas di wilayah Bekasi, yaitu Grand Metropolitan Mall Bekasi.
Supaya menarik minat pengunjung, Metland sudah membuka setengah resmi (soft opening) pusat belanja ini sejak Juli 2013. "Saat ini komposisi pendapatan berulang kami 29%-30% dari total pendapatan. Targetnya, tahun depan bisa bertambah menjadi 35%-40%," kata Olivia Surodjo, Direktur
Hubungan Perusahaan dan Sekretaris Perusahaan Metland saat pembukaan resmi (grand opening) Grand Metropolitan Mall di Bekasi, Jumat (13/12).
Sampai saat ini, tingkat okupansi para penyewa Grand Metropolitan sudah mencapai 92%. Namun baru sekitar 70% penyewa yang sudah membuka gerai di sana.
Pusat belanja ini punya luas areal yang bisa disewakan sekitar 49.343 meter persegi (m2). Adapun tarif sewa di mal ini adalah sebesar US$ 50 per m2 sampai US$ 55 per m2. Tarif sewa ini lebih tinggi 20% di atas rata-rata mal di Bekasi lantaran target pasarnya kelas menengah atas.
Sementara itu Nanda Widya, Presiden Direktur Metland mengaku percaya diri Grand Metropolitan Mall bisa menjadi ikon baru kota Bekasi. Sebab, mal ini bisa diakses melalui pintu tol Bekasi Barat 3 yang akan segera dibuka di akhir 2013. Sehingga dapat mengurangi kemacetan di pintu tol Bekasi Barat 1.
Apalagi Metland juga sedang mendirikan apartemen dan perkantoran M Gold Tower di lokasi yang sama dengan Grand Metropolitan Mall. Kalau tidak ada aral melintang, proyek ini bakal rampung di kuartal III-2014.
Sejauh ini Metland sudah berhasil menjual sekitar 75% apartemen dan 50% perkantoran M Gold Tower. "Sisanya kami tahan dulu, dan baru akan kami lepas menjelang penyelesaian proyek supaya harganya bisa meningkat," terang Olivia.
Selain itu, sebagian apartemen dan perkantoran ini juga akan Metland sewakan. Tujuannya adalah untuk bisa mendongkrak porsi pendapatan berulang.
Menurut Olivia, apartemen M Gold Tower banyak diserap oleh perusahaan asing yang banyak terdapat di kawasan industri di sekitar Bekasi dan Cikarang. "Salah satunya adalah perusahaan asal Jepang," ujar Olivia.
Sekedar catatan, untuk membangun proyek Grand Metropolitan, Metland menggelontorkan investasi sebesar Rp 560 miliar. Perinciannya sebesar Rp 200 miliar bersumber dari sisa initial public offering (IPO). Sedangkan sebanyak Rp 250 miliar dari pinjaman bank. Serta sisanya berasal dari kas internal perusahaan.
Sementara untuk proyek gedung apartemen dan perkantoran M Gold Tower, Metland diperkirakan bakal mengeluarkan dana sebesar Rp 200 miliar. Seluruh nilai investasi tersebut belum mencakup pembelian lahan.
Untuk menghadapi tahun politik nanti, menurut Olivia, Metland bakal terus berekspansi. Ia mengatakan perseroan ini rupanya sudah menyiapkan sejumlah proyek baru di 2014 nanti. Salah satu proyek yang terbesar adalah kawasan terpadu bernama Metland West City. Ini adalah kawasan yang meliputi fasilitas residensial dan komersial seluas 60 hektare (ha) di Puri Jakarta Barat.
Selain itu, Metland juga berniat melengkapi fasilitas penunjang di perumahan Metland Transyogi di Cibubur. Yakni dengan membangun mal. Namun Olivia belum bersedia menjelaskan secara gamblang mengenai nilai investasi yang disiapkan. "Saat ini masih tahap desain awal. Kami baru memulai pembangunan setelah pemilihan umum 2014," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News