Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Proyek Cyber City milik PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) akan mulai mengudara pada awal semester II-2015 ini. Olivia Surodjo, Direktur merangkap Sektretaris Perusahaan Metropolitan Land mengatakan, pengembangan Metland Cyber City secara bertahap. Misalnya, tahap awal akan membangun perumahan diikuti apartemen dan perkantoran.
Metland Cyber City akan meluncurkan 66 unit perumahan untuk kluster I pada September 2015. Perumahan ini terdiri dari tiga kluster dengan kapasitas 500 unit. Jika, penjualan perdana perumahan laris manis, maka perusahaan akan kembali membangun perumahan untuk kluster II dan kluster III.
“Perumahan ini dibangun di atas tanah seluas 18 hektar,” kata Olivia kepada KONTAN, belum lama ini.
Metland menggandeng perusahaan asal Singapura yakni Ascendas untuk membangun kluster ini. Selanjutnya, perusahaan mencari investor lain untuk proyek pembangunan apartemen dan perkantoran, bahkan proyek komersial seperti pembangunan mal.
Sambil berjalan, perusahaan berkode saham MTLA ini akan menyelesaikan masterplan pembangunan apartemen dan perkantoran di Cyber City di semester II/2015. Rencananya, gambaran proyek untuk apartemen dan perkantoran akan diselesaikan akhir tahun ini, agar perusahaan dapat mulai mencari investor di tahun mendatang.
Oivia bilang, nilai proyek Cyber City ini mencapai Rp 10 triliun yang berdiri di atas lahan seluas 60 hektar (ha) di kawasan Metland Puri Jakarta Barat. Di situ, MLTA akan membangun hunian tapak, perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan dan sarana komersial lainnya. Porsinya, 50% untuk hunian dan 50% untuk komersial.
Adapun, segmentasi untuk properti Cyber City adalah menengah atas dari kalangan lokal dan internasional. Misalnya, perusahaan akan mematok harga rumah sekitar Rp 3,5 miliar-Rp 5 miliar per unit dengan nilai investasi pembangunan rumah kluster I sekitar Rp 200 miliar. “Pasar kelas atas itu masih ada,” tambahnya.
Metland optimistis kehadiran Cyber City ini akan membantu pertumbuhan bisnis perusahaan dalam bidang properti. Isu perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak menghadang perusahaan dalam membangun proyek-proyek baru karena konsumsi publik akan properti masih ada, misalnya perumahan, apartemen dan mal.
Menurutnya, permintaan properti akan naik di kuartal IV-2015 karena pemerintah mulai melakukan belanja investasi. Tapi, perusahaan tetap berhati-hati dengan perlambatan ekonomi yang akan berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. "Sentimen makro itu sangat mempengaruhi konsumen dan investor," ucapnya.
Informasi saja, Metropolitand Land mencatat pendapatan usaha 6,6% menjadi Rp 527,23 miliar per semester I-2015, dibandingkan posisi Rp 494,13 miliar per semester I-2014. Dari pendapatan usaha yang tipis itu maka perusahaan hanya mencatat pertumbuhan laba komprehensif 2,5% menjadi Rp 120,62 miliar per semester I-2015 dibandingkan posisi Rp 117,14 miliar per semester I-2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News