Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
"Hal ini akan memaksimalkan program pemerintah free PPN untuk lebih dinikmati banyak masyarakat sehingga multiplier effect yang diharapkan dari sektor properti dapat tercapai," ungkap Olivia.
Adapun secara keseluruhan, saat ini MTLA sedang menggarap sembilan proyek yang mencakup landed residensial (termasuk melalui Joint Operation) dan hotel, mall serta apartemen. Lalu mengenai belanja modal alias capital expenditure (capex), pada tahun ini MTLA menganggarkan dana sekitar Rp 550 miliar.
Dari capex tersebut, sebesar Rp 205 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan. Sedangkan Rp 190 miliar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Sisanya dipakai untuk penyelesaian proyek baru. "Untuk capex total Rp 550 miliar, Q1 baru terserap 10%. (Penyerapan capex) biasa dekat akhir tahun," jelas Olivia.
MTLA pun mengembangkan kawasan hunian yang terintegrasi dengan konektivitas publik atau Transit Oriented Development (TOD). Yakni melalui Metland Cibitung di Bekasi yang terhubung dengan stasiun commuterline Telaga Murni, yang aksesnya juga terkoneksi ke LRT dan MRT.
Ketertarikan masyarakat terhadap hunian TOD pun semakin meningkat. "Masuk bulan Maret dan April meningkat secara marketing sales sebesar 40% dibandingkan bulan Januari dan Februari 2021," ungkapnya.
Metland Cibitung juga sukses mencatatkan penjualan secara sold out untuk Cluster Spring Terrace sejumlah 173 unit. Saat ini, Metland Cibitung kembali memasarkan Cluster Batavia sejumlah 115 unit dan beberapa ruko.
Selain itu, Metland Cibitung juga mengikut program pemerintah subsidi PPN 10% yang berlaku untuk rumah siap huni maupun inden pada Cluster Spring Terrace dan Spring Garden untuk tipe Alamanda dan tipe Salvia, yang akan serah terima pada bulan Agustus 2021. "Kesempatan untuk tumbuh bersama TOD Metland Cibitung sangat prospektif," pungkas Olivia.
Selanjutnya: Pengamat properti: Insentif PPN mendongkrak penjualan para pengembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News