Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp 275 miliar pada periode Kuartal I-2021. Adanya sejumlah katalis positif seperti insentif properti membuat MTLA optimistis bisa mendongkrak kinerja dibandingkan tahun lalu.
Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo menyampaikan, pada tahun ini pihaknya membidik pertumbuhan kinerja hingga 40% secara year on year (YoY). MTLA membidik target marketing sales sebesar Rp 1,55 triliun, yang merupakan gabungan dari penjualan properti senilai Rp 1,1 triliun dan pendapatan berulang (recurring revenue) sebesar Rp 450 miliar.
"Secara total ini berarti meningkat sekitar 40% dari pencapaian tahun lalu. Untuk Q1 mencapai Rp 275 miliar, tetapi kami ada launching di awal April yang terserap cukup baik. Sehingga kami cukup optimistis target setahun akan tercapai," terang Olivia saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/4).
Baca Juga: Ada insentif PPN, Metropolitan Land (MTLA) genjot pembangungan rumah di bawah Rp 2 M
Dia optimistis, kinerja penjualan MTLA pada periode Kuartal II akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Adanya insentif berupa PPN ditanggung pemerintah turut membantu penjualan hunian MTLA. Pada bulan Maret, misalnya, sekitar 46 unit hunian terjual dari program tersebut.
Meski begitu, MTLA belum bisa secara maksimal memanfaatkan program insentif tersebut. Sebab, ketersediaan rumah siap huni (ready stock) sebagaimana yang disyaratkan pemerintah dalam insentif PPN tersebut hanya terbatas.
"Total rumah stock Metland sebelum program ini tidak terlalu besar, kurang dari 100 unit. Jadi mungkin walaupun program ini sangat bagus, tapi belum bisa termanfaatkan secara maksimal," ujarnya.
Apalagi, program insentif PPN tersebut hanya berlaku selama enam bulan atau terbatas untuk serah terima hingga Agustus 2021. Oleh sebab itu, MTLA berharap agar jangka waktu insentif ini bisa diperpanjang hingga Desember. Dengan begitu, MTLA bisa membangun rumah secara indent untuk diserahterimakan paling lambat pada Desember 2021.
"Hal ini akan memaksimalkan program pemerintah free PPN untuk lebih dinikmati banyak masyarakat sehingga multiplier effect yang diharapkan dari sektor properti dapat tercapai," ungkap Olivia.
Adapun secara keseluruhan, saat ini MTLA sedang menggarap sembilan proyek yang mencakup landed residensial (termasuk melalui Joint Operation) dan hotel, mall serta apartemen. Lalu mengenai belanja modal alias capital expenditure (capex), pada tahun ini MTLA menganggarkan dana sekitar Rp 550 miliar.
Dari capex tersebut, sebesar Rp 205 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan. Sedangkan Rp 190 miliar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Sisanya dipakai untuk penyelesaian proyek baru. "Untuk capex total Rp 550 miliar, Q1 baru terserap 10%. (Penyerapan capex) biasa dekat akhir tahun," jelas Olivia.
MTLA pun mengembangkan kawasan hunian yang terintegrasi dengan konektivitas publik atau Transit Oriented Development (TOD). Yakni melalui Metland Cibitung di Bekasi yang terhubung dengan stasiun commuterline Telaga Murni, yang aksesnya juga terkoneksi ke LRT dan MRT.
Ketertarikan masyarakat terhadap hunian TOD pun semakin meningkat. "Masuk bulan Maret dan April meningkat secara marketing sales sebesar 40% dibandingkan bulan Januari dan Februari 2021," ungkapnya.
Metland Cibitung juga sukses mencatatkan penjualan secara sold out untuk Cluster Spring Terrace sejumlah 173 unit. Saat ini, Metland Cibitung kembali memasarkan Cluster Batavia sejumlah 115 unit dan beberapa ruko.
Selain itu, Metland Cibitung juga mengikut program pemerintah subsidi PPN 10% yang berlaku untuk rumah siap huni maupun inden pada Cluster Spring Terrace dan Spring Garden untuk tipe Alamanda dan tipe Salvia, yang akan serah terima pada bulan Agustus 2021. "Kesempatan untuk tumbuh bersama TOD Metland Cibitung sangat prospektif," pungkas Olivia.
Selanjutnya: Pengamat properti: Insentif PPN mendongkrak penjualan para pengembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News