Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kelesuan bisnis industri minyak dan gas (migas) serta pertambangan tahun 2016 membuat industri penerbangan sewa alias charter was-was.
Pasalnya, selama ini, bisnis penerbangan charter mengandalkan konsumen dari perusahaan migas dan pertambangan.
Agar tak terkena dampak, pengusaha maskapai sewaan ini mulai mengatur strategi baru. Mereka mulai mencari pelanggan baru di luar sektor migas dan tambang.
Whitesky Aviation misalnya. Perusahaan jasa charter ini berniat lebih memaksimalkan usaha penyewaan pesawat untuk evakuasi medis di wilayah Indonesia Timur.
“Kami kan mengembangkan jasa evakuasi medis ini di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi dan Papua,” kata Denon Prawiraatmadja, Presiden Direktur PT Whitesky Aviation kepada KONTAN, Rabu (30/12).
Selama ini, usaha penerbangan evakuasi medis berkontribusi ke pendapatan Whitesky Aviation sekitar 10%.
Sayang, soal nilainya, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) ini tak menyebutnya. Yang jelas, bisnis penerbangan sewa mendapat tantangan berat tahun 2016.
Banyak perusahaan tambang tak memperpanjang kontrak penyewaan pesawat di 2016.
Kondisi ini juga disampaikan oleh Rifky E Hardijanto, Plt Direktur Utama PT Pelita Air Services. “Terus terang, bisnis penerbangan charter tahun 2016 belum membaik bahkan cenderung turun,” kata Rifky.
Agar bisnis tetap jalan, anak usaha PT Pertamina ini telah mempersiapkan strategi bisnis baru. Rifky bilang, mereka akan membuka jasa perawatan turbin gas serta mengoperasi bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Terkait segmen penyewaan pesawat, Pelita Air akan mencari pelanggan untuk bisnis penyewaan pesawat untuk membuat hujan buatan.
Saat ini, ada lima armada yang telah dioperasikan untuk melayani usaha penerbangan non migas ini. Usaha itu telah menyumbang sekitar 20% pendapatan ke perusahaan.
Adapun untuk jasa penerbangan evakuasi medis, Rifky bilang pihaknya tak terlalu tertarik. Saat ini, mereka masih melakukan pembicaraan dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina. “Ada rencana tapi belum prioritas,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News