kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliki PLTS terbesar di Indonesia, Vena Energy buka peluang ekspansi


Kamis, 12 Maret 2020 / 21:14 WIB
Miliki PLTS terbesar di Indonesia, Vena Energy buka peluang ekspansi
ILUSTRASI. Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS) Likupang yang dikembangkan?Vena Energy di Minahasa Utara, Sulawesi Utara.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vena Energy sebagai pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Likupang kembali membuka opsi untuk melakukan ekspansi pada sejumlah proyeknya di Indonesia.

Head Country Vena Energy Arisudono Soerono bilang, pihaknya memang telah memiliki rencana ekspansi, namun semuanya masih harus mengikuti ketentuan yang ada.

"Tergantung pada kesiapan dan kesediaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebab harus ikuti Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tapi kalau kami sangat siap," ungkap Ari di Manado, Kamis (12/3).

Baca Juga: Vena Energy mengapresiasi hadirnya Permen ESDM No 4 Tahun 2020 soal EBT

Ari menjelaskan, saat ini PLTS Likupang merupakan PLTS terbesar di Indonesia dengan kapasitas terinstall mencapai 21 MegaWattpeak (MWp). Kendati demikian yang disalurkan ke sistem on-grid PLN sebesar 15 MW.

Ari menilai pihaknya saat ini siap untuk meningkatkan penyaluran listrik hingga 21 MW. Asal tahu saja, PLTS Likupang memulai konstruksi sejak 2017 dan mulai beroperasi alias Commercial Operating Date (COD) sejak September 2019 lalu.

"Jam beroperasi selama 12 jam sejak pukul 5:30 pagi hingga pukul 5:30 malam. Namun jika kondisi hujan penyaluran hanya sebesar 3 MW," kata Ari.

PLTS Likupang yang terletak di Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara menelan biaya investasi sebesar US$ 29,2 juta dengan luas area mencapai 29 hektare. PLTS ini menopang kebutuhan listrik bagi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang.

Ari melanjutkan, kontrak jual beli listrik berlangsung selama 20 tahun dengan skema Built, Own, Operate, Transfer (BOOT). Hingga saat ini, PLTS Likupang memiliki hingga 64.640 panel.

Ari mengungkapkan, selain ekspansi pada proyek tersebut, pihaknya juga memiliki rencana ekspansi pada sejumlah proyek lain yang dimiliki seperti PLTB Tolo-1 di Jeneponto yang berkapasitas 72 MW.

Rencana ekspansi juga siap dilakukan pada proyek PLTS di Lombok dengan total kapasitas mencapai 21 MW. "Tapi dari semua, memang yang di Jeneponto yang paling siap sudah lakukan kajian desain," terang Ari.

Di sisi lain, Kasubdit Investasi dan Kerjasama Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ani Wiyanti menuturkan potensi pengembangan PLTS memang terhitung besar.

Baca Juga: Megahnya PLTS di NTB, Jonan: Lahan tak produktif bisa hasilkan energi bersih

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi pengembangan PLTS mencapai 207,8 GWp. Kendati demikian realisasinya baru mencapai 0,15 GWp. Sementara itu, untuk wilayah Sulawesi Utara potensi yang ada mencapai 2,1 GWp.

"Seluruh Indonesia kapasitas terpasang mencapai 152,44 MW dan 10,9% adalah PLTS Atap dan sisanya PLTS on the ground. Potensi yang ada pun baru untuk daratan," terang Ani dalam kesempatan yang sama.

Ani menjelaskan, Kementerian ESDM terus berupaya mendorong agar pengembangan EBT terus dilakukan.

Ani melanjutkan, menurut RUPTL yang ada, pada tahun 2020 pengembangan EBT ditargetkan mencapai 933 MW dengan PLTS sebesar 78 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×