kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Millennium Pharmacon (SDPC) Fokus Ekspansi Selektif, Capex Sudah Terserap 71%


Senin, 06 Oktober 2025 / 18:33 WIB
Millennium Pharmacon (SDPC) Fokus Ekspansi Selektif, Capex Sudah Terserap 71%
ILUSTRASI. Millennium Pharmacon International (SDPC) tetap optimistis target kinerja keuangan di tahun 2025 tercapai dengan sejumlah strategi ?


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Millennium Pharmacon International (SDPC) tetap mengusung strategi ekspansi yang selektif dan berorientasi kualitas sepanjang 2025.

Pertumbuhan pendapatan yang moderat di tengah penambahan cabang mencerminkan pendekatan ekspansi yang hati-hati dan berkelanjutan.

Sekadar mengingatkan, di tahun 2024, SDPC telah menambahkan 2 cabang baru sehingga in total ada 35 cabang operasional. Namun, pendapatan SDPC hanya tumbuh moderat 0,15% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp 1,94 triliun di semester I-2025.

Presiden Direktur SDPC Ahmad bin Abu Bakar menegaskan, capaian tersebut tak serta merta berarti strategi ekspansi yang dilakukan perusahaan gagal membuahkan hasil baik. 

Baca Juga: Millennium Pharmacon International (SDPC) Tebar Dividen Tunai Rp 2,54 Miliar

“Penambahan cabang kami lakukan secara selektif dan strategis sebagai bagian dari ekspansi yang bijak. Fokus kami tetap pada kualitas layanan dan memastikan setiap cabang baru memiliki potensi bisnis yang kuat,” papar Ahmad kepada Kontan, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, pertumbuhan moderat justru menunjukkan prinsip kehati-hatian perusahaan dalam menjaga kesinambungan bisnis. SDPC lebih memprioritaskan stabilitas margin dan efisiensi operasional, ketimbang ekspansi agresif yang berisiko menekan profitabilitas.

Salah satu langkah ekspansi tahun ini adalah pembukaan cabang baru di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Namun, jadwalnya cabang baru ini bakal baru beroperasi pada akhir 2025. Maka dari itu, kontribusi cabang tersebut terhadap pendapatan tahun berjalan masih belum signifikan.

Dari sisi belanja modal atau capital expenditure (capex), SDPC menganggarkan Rp 44,5 miliar untuk tahun 2025. Hingga saat ini, realisasi capex SDPC telah mencapai sekitar 71% atau setara Rp 31 miliar.

Realisasi capex tersebut digunakan untuk renovasi gedung serta pembelian peralatan kantor.

Meski kinerja SDPC di paruh pertama tahun ini masih tumbuh moderat, perusahaan tak berencana mengubah target pendapatan naik 10% yang telah ditetapkan di awal tahun.

Strategi bisnis, tahun ini akan difokuskan pada penguatan jaringan eksisting, efisiensi operasional, dan digitalisasi layanan. Langkah tersebut dinilai penting untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat di tengah kondisi pasar yang kompetitif.

Hingga saat ini, SDPC belum merencanakan aksi korporasi besar seperti akuisisi atau restrukturisasi. Perusahaan memilih fokus pada optimalisasi kinerja cabang yang telah ada.

 

Di sisi lain, Ahmad mengakui sejumlah tantangan utama masih membayangi, antara lain biaya logistik tinggi akibat kondisi geografis Indonesia yang tersebar, persaingan harga yang ketat, serta dinamika regulasi di sektor distribusi.

“Distribusi ke wilayah-wilayah terpencil masih menjadi tantangan besar. Selain itu, kami juga menghadapi tekanan margin dari kompetisi harga yang ketat,” kata Ahmad.

Namun, di tengah tantangan tersebut, SDPC tetap melihat peluang ekspansi ke luar Pulau Jawa sebagai potensi strategis jangka menengah.

Ahmad menilai potensi ekspansi di luar Jawa masih sangat besar. “Karena itu, kami terus mencanangkan pembukaan cabang baru di area yang belum terjangkau jaringan kami,” pungkasnya.

Selanjutnya: Begini Strategi Produsen Taro (AISA) Jaga Pangsa Pasar Snack Lokal

Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Mengurangi Risiko Penurunan Kognitif Setelah Usia 55 Tahun, Apa Saja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×