kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

MIND ID menanti kontribusi dari anak usaha di tengah pelemahan harga komoditas


Sabtu, 16 Mei 2020 / 05:05 WIB
MIND ID menanti kontribusi dari anak usaha di tengah pelemahan harga komoditas


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Industri Pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), yang biasa disebut MIND ID (Mining Industry Indonesia) menanti kontribusi anak usaha di tengah bayang-bayang pelemahan harga komoditas akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak bilang selain menanti setoran dividen PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 2021 mendatang, pihaknya berharap kontribusi dari sejumlah anak usaha seperti Inalum dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) guna membayar utang.

Baca Juga: Soal peran BUMN dalam RUU Minerba, begini tanggapan MIND ID

"Memang ada pelemahan, tapi tidak semua. Ada komoditas yang meningkat seperti emas. Bauksit memang relatif naik, tapi yang lain turun," ujar Orias dalam sesi Konferensi Pers Virtual, Jumat (15/5).

Orias melanjutkan, kontribusi dividen PTFI juga baru akan mencapai nilai yang maksimal pada 2023 mendatang pasca peralihan tambang terbuka menuju tambang bawah tanah. Saat 2021 mendatang dividen yang dibagikan diprediksi berada pada kisaran 70%.

Sementara itu, pihaknya bakal terus berupaya untuk mendorong eksplorasi oleh dua anak usaha yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS) guna menambah cadangan. Orias menyebutkan, pihaknya berharap EBITDA tahun ini bakal menyamai capaian tahun lalu di besaran US$ 770 juta kendati dibayangi sentimen pelemahan harga komoditas dan produksi yang terganggu.

Ia pun memastikan pihaknya tidak akan melakukan penerbitan obligasi tambahan pasalnya kebutuhan dana saat ini telah tercukupi. "Kebutuhan dana sudah terpenuhi dengan penerbitan obligasi global yang terbaru. Nanti sesudah 2021 atau 2023 saat penerimaan dividen dari Freeport cukup signifikan untuk kita. Juga setelah rasio kita membaik," terang Orias.

Baca Juga: Setoran dividen BUMN akan ditunda, begini respons MIND ID

Menurutnya pada rentang 2021 hingga 2023 mendatang pihaknya bakal mulai melunasi hutan dengan nilai hingga US$ 1,2 miliar sehingga diprediksi bakal memperbaiki rasio utang terhadap EBITDA. 'Sekarang tuh levelnya di 7,5 kali. Jadi untuk kurangi itu ya EBITDA meningkat atau utangnya turun. Kita targetnya 5 kali atau di bawah 5 kali. Ini akan berpengaruh terhadap rating yang diterbitkan rating agencies," ujar Orias.

Ia memastikan besaran rasio yang ada saat ini sudah tergolong tinggi bagi MIND ID sehingga pihaknya menargetkan penurunan secara bertahap dimulai pada tahun depan. Adapun, uang dari penerbitan global bond senilai Rp 37,5 triliun akan mulai ditransfer malam nanti. Dia menjelaskan, bahwa penerbitan global bond ini untuk membeli kembali obligasi yang beredar.

"Kita ketahui ada US$ 4 miliar yang kami terbitkan global bond tahun 2018-2048, yang jatuh tempo 2021, 2023, 2028, dan 2048, dari empat ini kami mau beli balik 2021 dan 2023. Tujuannya mengurangi tekanan saat kami mulai mendapat dividen Freeport, yang rencananya tahun depan. Saat kami dapat US$ 1 miliar tidak perlu buru-buru membayar obligasi jatuh tempo tahun depan," katanya.

Baca Juga: Penyelesaian smelter Freeport tertunda, begini penjelasan MIND ID

Selain itu tahun 2023 itu akan jatuh tempo US$ 1,25 miliar. Akan ada US$ 2,25 miliar yang harus dibayar oleh MIND.

"Kemarin proses buyback obligasi itu kami dapat kurang lebih US$ 1 miliar, setengah dari 2021 itu, tahun depan hanya bayar pokoknya saja US$ 500 juta, tahun berikutnya juga kurang lebih US$ 500 juta, masih ada US$ 750 juta di 2025. Exercise yang kami lakukan ini meringankan tekanan kita untuk membayar dalam dalam waktu dekat. Utang besarnya kita mulai 2025," ungkap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×