Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Menurutnya pada rentang 2021 hingga 2023 mendatang pihaknya bakal mulai melunasi hutan dengan nilai hingga US$ 1,2 miliar sehingga diprediksi bakal memperbaiki rasio utang terhadap EBITDA. 'Sekarang tuh levelnya di 7,5 kali. Jadi untuk kurangi itu ya EBITDA meningkat atau utangnya turun. Kita targetnya 5 kali atau di bawah 5 kali. Ini akan berpengaruh terhadap rating yang diterbitkan rating agencies," ujar Orias.
Ia memastikan besaran rasio yang ada saat ini sudah tergolong tinggi bagi MIND ID sehingga pihaknya menargetkan penurunan secara bertahap dimulai pada tahun depan. Adapun, uang dari penerbitan global bond senilai Rp 37,5 triliun akan mulai ditransfer malam nanti. Dia menjelaskan, bahwa penerbitan global bond ini untuk membeli kembali obligasi yang beredar.
"Kita ketahui ada US$ 4 miliar yang kami terbitkan global bond tahun 2018-2048, yang jatuh tempo 2021, 2023, 2028, dan 2048, dari empat ini kami mau beli balik 2021 dan 2023. Tujuannya mengurangi tekanan saat kami mulai mendapat dividen Freeport, yang rencananya tahun depan. Saat kami dapat US$ 1 miliar tidak perlu buru-buru membayar obligasi jatuh tempo tahun depan," katanya.
Baca Juga: Penyelesaian smelter Freeport tertunda, begini penjelasan MIND ID
Selain itu tahun 2023 itu akan jatuh tempo US$ 1,25 miliar. Akan ada US$ 2,25 miliar yang harus dibayar oleh MIND.
"Kemarin proses buyback obligasi itu kami dapat kurang lebih US$ 1 miliar, setengah dari 2021 itu, tahun depan hanya bayar pokoknya saja US$ 500 juta, tahun berikutnya juga kurang lebih US$ 500 juta, masih ada US$ 750 juta di 2025. Exercise yang kami lakukan ini meringankan tekanan kita untuk membayar dalam dalam waktu dekat. Utang besarnya kita mulai 2025," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News