kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Minuman Beralkohol Tertahan di Pelabuhan


Senin, 14 Desember 2009 / 09:01 WIB
Minuman Beralkohol Tertahan di Pelabuhan


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

Jakarta. Penyebab kelangkaan pasokan minuman beralkohol di beberapa kota di Indonesia menjelang perayaan Tahun Baru 2010 mulai terkuak. Subagyo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan (Depdag) mengatakan, minuman beralkohol impor sebenarnya sudah sampai di pelabuhan. "Namun, layanan jasa pelabuhan lambat," imbuhnya.

Alhasil, proses pengeluaran minuman beralkohol dari pelabuhan membutuhkan waktu lama. Karena itu, menurut Subagyo, layanan pelabuhan perlu ditingkatkan.

Selain itu, imbuh Subagyo, pihaknya juga sudah berupaya agar importir dan distributor segera mendistribusikan produknya supaya bisa sampai kepada konsumen.

Lambatnya proses layanan jasa pelabuhan di kepabeanan diamini oleh Jimmy M. Rifai Gani, Direktur Utama PT Sarinah, importir minuman beralkohol tunggal di tanah air.

Menurut dia, harus ada perbaikan dalam pelayanan jasa pelabuhan agar proses pengeluaran minuman beralkohol bisa lebih cepat. "Seharusnya koordinasi antar lembaga bisa ditingkatkan," kata Jimmy kepada KONTAN, kemarin.

Jimmy menambahkan, saat ini masih ada minuman beralkohol impor yang tertahan di pelabuhan lantaran harus menunggu proses dokumen pembayaran pajak dan kelengkapan administrasi lainnya. Namun, berapa jumlah minuman beralkohol yang masih tertahan di pelabuhan tersebut, Jimmy mengaku tidak mengetahui detail jumlahnya.

Selain soal kepabeanan, Jimmy juga mengakui proses distribusi oleh PT Sarinah juga harus diperbaiki agar agar pasokan minuman beralkohol bisa lebih lancar. "Kami memang sedang membenahi sistem di Sarinah," aku Jimmy.

Namun, kelangkaan minuman beralkohol di daerah, menurut Jimmy, akan segera teratasi karena delapan kontainer yang membawa minuman beralkohol sudah bisa dikeluarkan dari pelabuhan.

Meski tidak menyebutkan detailnya, bos perusahaan pelat merah ini mengatakan, minuman beralkohol tersebut sudah bisa beredar ke pasar dalam waktu seminggu.

"Delapan kontainer itu sudah bisa masuk ke distributor dan sebelum seminggu sudah bisa sampai ke konsumen," janji Jimmy.

Pasokan wine juga seret

Kelangkaan minuman beralkohol di daerah sudah dirasakan oleh Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI). Pekan lalu PHRI mendapatkan laporan, beberapa daerah mengalami kelangkaan minuman beralkohol khususnya kelompok minuman beralkohol jenis tertentu, seperti wine.

Beberapa daerah yang mengalami kelangkaan diantaranya adalah daerah yang banyak dikunjungi orang asing atau daerah wisata, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Denpasar.

Di empat kota tersebut, menurut Ketua Umum PHRI Yanti Sukamdani, terjadi kelangkaan minuman beralkohol jenis wine di hotel-hotel dan restoran. "Sementara pelanggannya adalah tamu-tamu yang merupakan wisatawan asing," kata Yanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×