Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tak salah jika menyebut pemerintah kita angin-anginan. Ini bisa terbaca kembali dalam penyaluran minyak goreng curah berkemasan dengan merek Minyakita.
Entah kenapa, kini Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan Minyakita juga akan masuk ke pasar eceran alias ritel modern. Padahal, sebelumnya Mari berjanji hanya akan memasok Minyakita ke pasar tradisional. "Kalau nanti ada permintaan dari ritel, tentu nanti di suplai ke sana," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Rabu (27/1).
Hebatnya, pemerintah dan produsen Minyakita diam-diam sudah sepakat akan menyuplai Minyakita ke pengecer modern. Pengusaha tampaknya melihat potensi pasar besar penjualan Minyakita di ritel modern.
Produsen, yang semula mendukung langkah pemerintah untuk memfokuskan Minyakita ke pasar tradisional, kini mulai membidik ritel modern. "Kita lihat dulu perkembangannya seperti apa. Tetapi kami tidak menutup kemungkinan akan menyuplai ke ritel dengan harga komersial," ungkap Max Ramajaya, Manager Pengembangan Bisnis PT Wilmar Internasional, salah satu produsen Minyakita.
Max memprediksi produsen sudah bisa menjual Minyakita ke ritel modern tahun ini. Sekarang produsen bersama pemerintah sedang mempromosikan Minyakita dengan harga Rp 6.000 per liter, lebih rendah dari harga pasar yang saat ini berkisar Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per liter. Dengan harga miring, pengecer pasti akan ikut berminat memasarkannya. "Harga Minyakita di ritel modern sama dengan harga yang nanti akan ditetapkan pemerintah bersama produsen," ucap Max.
Saat ini, selain Wilmar, ada 23 perusahaan lain yang memproduksi Minyakita. Antara lain Salim Ivomas, Pratama, Sinar Mas, Musim Mas, Panca Nabati Prakarsa, Astra Agro Lestari, Asian Agri, dan Darmex Oil & Fat. "Selama Januari ini produksi Minyakita ditargetkan 250 ton dan seterusnya ditargetkan 4.500 ton per bulan," ujar Menteri Mari.
Dalam program minyak curah berkemasan ini, pemerintah telah mengalokasikan Rp 800 miliar untuk menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN-DTP) Minyakita dan minyak curah. Pemerintah berharap program subsidi ini mampu menjangkau 18,2 juta rumah tangga berpenghasilan rendah. "Pemberian PPN-DTP hanya untuk perusahaan yang ikut program pemerintah. Harga Minyakita itu diprediksi Rp 300 - Rp 500 di atas minyak goreng curah," urai Mari.
Pengecer siap
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) Benjamin Mailool mengungkapkan, pada dasarnya pengecer pasar modern siap menerima produk baru, apalagi Minyakita tersebut adalah program pemerintah untuk menstabilkan harga dan memberikan masyarakat minyak goreng yang higienis.
"Ritel siap saja menerima produk baru, tak ada yang istimewa. Tapi kalau soal harga, kami punya program harga promosi sendiri jadi tidak bisa diatur," ucap Benjamin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News