Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menargetkan peningkatan pendapatan dan laba tahun ini dibandingkan tahun lalu.
"Kami menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 5% secara organik dibandingkan tahun 2023, sementara secara historis marjin laba bersih berkisar antara 3% - 4% dari total pendapatan," ungkap General Manager Corporate Communication & Sustainability MPMX, Natalia Lusnita kepada Kontan, Jumat (21/06).
Pada tahun 2023, MPMX mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp 13,86 triliun, tumbuh 8,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, laba bersih turun 20,56% menjadi Rp 525,62 miliar dari Rp 661,73 miliar pada tahun 2022.
Baca Juga: Kinerja Diprediksi Melambat di Kuartal II-2024, Cek Rekomendasi Saham Emiten Otomotif
Natalia juga menyampaikan bahwa penjualan unit mobil bekas meningkat 29% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kuartal pertama tahun 2024, total unit mobil bekas yang terjual meningkat 20% YoY menjadi sekitar 1.100 unit.
"Kami berharap peningkatan ini berlangsung terus hingga akhir tahun 2024," tambahnya.
Hingga kuartal pertama tahun ini, MPMX telah menyerap sekitar 10% dari dana anggaran belanja (capex) mereka, yang berkisar antara Rp 50 hingga Rp 75 miliar.
"Sekitar 10% dari Capex dibelanjakan untuk aset berwujud seperti peralatan kantor dan kendaraan operasional untuk meningkatkan produktivitas," jelas Natalia.
Baca Juga: Deretan Emiten Ini Tebar Dividen pada Bulan Juni 2024, Cek Rekomendasi Analis
Natalia juga mengungkapkan bahwa prospek bisnis MPMX masih cukup stabil, meskipun ada penurunan di bulan-bulan tertentu.
"Di AUKSI, tren penjualan mobil bekas masih cukup stabil. Hingga periode menjelang lebaran, tren terus meningkat baik harga maupun penjualan, meskipun setelah periode tersebut (April-Mei) ada penurunan tapi itu juga tidak signifikan karena merupakan siklus normal pasca lebaran," katanya.
Menurutnya, kebutuhan mobil bekas masih berprospek baik di pasar. Banyak masyarakat memilih mobil bekas bukan hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga pertimbangan value for money dimana depresiasi menjadi faktor mobil bekas tetap memiliki pangsa pasar sendiri.
Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG di Tengah Kejatuhan Saham-Saham Big Cap
"Masyarakat Indonesia tidak masalah dengan mobil bekas selama penampilan, kondisi mobil masih baik dan harga yang kompetitif. Selain itu, kenaikan harga baru yang signifikan tinggi untuk mobil-mobil baru juga mendorong masyarakat untuk memilih mobil bekas," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News