Reporter: Agung Hidayat, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -MOROTAI. Berhadapan langsung dengan samudera pasifik, membuat kepulauan Morotai menyimpan banyak potensi wisata kelautan. Hanya saja kendala seperti akses transportasi dan keterbatasan infrastruktur masih membayangi industri pariwisata bagian dari gugus kepulauan Maluku ini.
Sebenarnya terdapat tiga sektor unggulan yang tengah digenjot pemerintahan Kabupaten Kepulauan Morotai saat ini, salah satunya pariwisata bersanding dengan sektor perikanan dan pertanian. Nona N. Duwila, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Morotai bilang pihaknya optimistis lantaran destinasi wisata Morotai tak kalah dengan 10 bali baru lainnya.
Baca Juga: Pengembangan infrastruktur di 5 destinasi super prioritas dapat menarik investor
Sekadar informasi, pulau Morotai sempat menjadi lapangan terbang bagi tentara Jepang selama PD II sebelum diambil alih oleh angkatan Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jenderal MacArthur pada September 1944. Sehingga beberapa peninggalan perang dapat ditemukan di Museum di Morotai.
Serta beberapa pulau di Kabupaten ini mempunyai pantai yang memikat seperti pulau Dodola, Kolorai dan Galo-galo. Beluk lagi spot menyelam bagi yang advanced dan snorkeling di beberapa titik menyajikan pemandangan indah terumbu karang.
Tak ayal, setiap tahunnya kata Nona jumlah wisatawan yang berkunjung ke Morotai mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Pariwisata Kabupaten ini tahun 2016 saja, jumlah turis tercatat sebanyak 5.792 orang.
Setahun berselang, jumlahnya meroket dan sudah berada di angka belasan ribu, tepatnya 13.129 orang yang terdiri dari 12.545 wistawan lokal dan 584 wisatawan mancanegara. Lalu pada tahun 2018, naik lagi sekitar 14,5% menjadi 15.044 orang yang terdiri dari 14.130 wisatawan lokal dan 914 wisatawan mancanegara.
Baca Juga: Bangun kembali Papua dan Papua Barat, pemerintah siapkan Rp 100 miliar
Adapun sampai Juni 2019 saja, turis yang bertandang ke Morotai sudah meningkat 93% dibandingkan jumlah wisatawan sampai akhir tahun lalu. Sepanjang Semester I tahun ini, Morotai sudah didatangi 29.101 wisatawan yang terdiri dari 28.590 wisatawan lokal dan 511 wisatawan mancanegara.
Anggaran pariwisata pemerintah daerah (pemda) tampaknya masih mengandalkan pemerintah pusat, Nona pun enggan merincikan detil porsi Anggaran Pendapatan dan Perbelanjaan Negara terkait sektor ini. Yang jelas untuk tahun 2018 yang lalu pemda memperoleh bantuan DAK dari pemerintah pusat senilai Rp 4,3 miliar sedang tahun ini Kementerian Pariwisata menggelontorkan dana sekitar Rp 7 miliar di kabupaten ini.
"Karena kami masuk 10 destinasi wisata baru tentunya kami harus dapat bantuan tersebut," ujar Nona ditemui KONTAN di kantornya, Senin (3/9). Dana yang selama ini diperoleh diserap untuk pembangunan infrastruktur wisata seperti jalan menuju lokasi dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Banyak bangunan dan infrastruktur di Morotai yang didirikan untuk menyokong Sail Morotai 2012 lalu, sebuah festival bahari yang diadakan setahun sekali dan bergilir di seluruh Indonesia. Dari pengamatan KONTAN, bangunan toilet misalnya beberapa tempat seperti situs Air Kaca, Pantai Nunuhu dan Pulau Dodola tidak diairi karena ketiadaan pompa.
Baca Juga: Memberi gincu 10 Bali Baru
Bahkan tujuh cottage yang diserahterimakan kepada pemda di pulau Dodola sampai saat ini belum dapat dioperasikan terkendala beberapa hal salah satunya listrik di pulau tak berpenghuni itu. Listrik memang menjadi problem utama daerah ini lantaran pembangkit listrik tenaga diesel milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) sering kewalahan melayani konsumen ditengah akses bahan bakar solar yang tak selalu tersedia tepat waktu.
Transportasi ke Morotai punya dua akses pertama laut, dimana opsi yang dimiliki ialah memakai kapal feri dari Ternate memakan waktu 12 jam atau menyebrang menggunakan speed boat alias kapal cepat dari Sofifi menuju Ternate hanya memakan waktu 1 jam sampai 1,5 jam.
Sedangkan bandar udara saat ini baru dimasuki satu penerbangan dari bandara Ternate oleh Wings Air dengan penumpang maksimal 72 orang. Nona berharap ada penambahan penerbangan lagi, terutama dari daerah wisata seperti Bali agar tercipta integrasi destinasi pariwisata atau penerbangan dari Manado.
Sebelumnya dikabarkan Maskapai penerbangan Citilink baru saja menandatangai MoU untuk membuka rute penerbangan langsung ke Morotai dengan Pemda Morotai. Pihak pemda optimistis realisasinya dapat dilakukan secepatnya sampai akhir tahun ini.
Baca Juga: Ingin Island Hopping di Morotai? Jangan Lupa singgah dulu di Pasir Timbul
Jika beroperasi, maka maskapai tersebut akan masuk menggunakan Airbus 320 dengan kapasitas penumpang mencapai 180 orang. Rencana penambahan penerbangan tersebut disambut positif oleh pelaku usaha perhotelan di Morotai.
Yunizar, Operational Manager D'aloha Resort PT Jababeka Morotai berharap akses yang semakin mudah akan mampu meningkatkan jumlah wisatawan di pulau ini. "Kami harapkan akan ada maskapai lainnya yang bakal membuka jalur penerbangan kesini," sebutnya ditemui KONTAN di resortnya, Selasa (3/9).
Penginapan milik Jababeka ini memiliki fasilitas 25 cottage dan sering kedatangan wisatawan mancanegara yang berasal dari lebih 25 negara. Hal yang senada juga disampaikan oleh Harry Darmawan, General Manager Hotel Moloka'i by Sahid bahwa tambahan penerbangan akan mendorong industri pariwisata Morotai.
Baca Juga: Berkaraoke ria di Museum Perang Dunia II dan Trikora Morotai
"Kendala saat ini memang transportasi, namun kalau misalnya dibuka penerbangan langsung Singapura dan Manado ke sini tentu sangat baik," sebutnya. Saat ini hotel Sahid tersebut tengah menyelesaikan pembangunannya hingga 62 kamar dan diharapkan kedepan bakal mempertahankan tingkat okupansi di atas 50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News