kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mountrash luncurkan MounTPS bagi warga komplek perumahan dan apartemen


Senin, 01 Juni 2020 / 08:44 WIB
Mountrash luncurkan MounTPS bagi warga komplek perumahan dan apartemen
ILUSTRASI. Pengendara melintas di dekat sampah yang menumpuk di pembatas jalan di Ciledug, Tangerang, Banten, Senin (25/5/2020).


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Mountrash Avatar Indonesia, perusahaan rintisan (startup) pengelolaan sampah meluncurkan layanan MounTPS bagi warga kompleks perumahan dan apartemen untuk mempermudah pengelolaan sampah.

Ibu rumah tangga bisa tetap produktif dari rumah dan berpenghasilan melalui layanan MounTPS dalam aplikasi digital Mountrash. Melalui layanan Mountrash, kompleks perumahan atau individu rumah tangga dapat bermitra melalui sistem digital.

Baca Juga: Awas, sampah plastik bakal meningkat selama masa PSBB di Jabodetabek

Layanan MounTPS merupakan sistem digital manajemen atau pengelolaan sampah perumahan agar dapat dikelola secara transparan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

Chief Executive Officer PT Mountrash Avatar Indonesia Gideon Widjaja Ketaren mengatakan MounTPS services bisa menjadi langkah terobosan dalam pengelolaan sampah di dalam negeri, terutama di kota-kota besar. Melalui sistem layanan digital itu, rumah tangga justru akan mendapatkan keuntungan berupa uang.

Padahal, selama ini rumah tangga harus mengeluarkan iuran cukup besar untuk pengelolaan sampah dan tidak mendapatkan keuntungan lain. Rumah tangga dan kompleks perumahan akan mendapatkan uang dari sampah yang masih bisa didaur ulang seperti plastik, kertas, kardus, besi, botol plastik, dan lainnya.

“Untuk yang ingin mengelola penanganan sampah rumah tangga di kompleksnya secara mandiri, kami mengajak bersama-sama melakukan revolusi pengelolaan sampah rumah tangga terpilah melalui sistem digital MounTPS services,” ujarnya melalui siaran pers Senin (1/6).

Gideon menjelaskan selama ini setiap rumah tangga harus membayar iuran, misalnya Rp25.000 per bulan. Kemudian sampah tersebut diangkut oleh petugas ke tempat pembuangan sementara (TPS) kecamatan.

Menurutnya, sampah di TPS kecamatan itu telah dikelola pihak ketiga dengan memanfaatkan para pemulung untuk memilah sampah itu dengan penghasilan Rp50.000-Rp100.000 per hari.

Baca Juga: Jangan cemas kena PHK, aplikasi Mountrash bantu dapatkan uang dari sampah

Sisa sampah dari proses sortir ditumpuk di TPS, kemudian akan diangkut oleh truk milik Dinas Kebersihan di kota setempat. “Melalui cara konvensional ini, masyarakat atau rumah tangga akan dikenai biaya atau iuran Rp25.000 per bulan. Namun, itu hanya sebagai gambaran saja, karena iuran sampah di setiap kompkeks bervariasi, ada yang lebih mahal sampai 100.000 per bulan, bahkan lebih,” tuturnya.

Sebaliknya, melalui metode revoluasi mental layanan MounTPS, katanya, masyarakat atau rumah tangga akan mendapatkan uang dari sampah yang mereka hasilkan.
Gideon memaparkan melalui MounTPS, Si A (user/masyarakat/rumah tangga) dikenakan biaya Rp50.000 per bulan. Kemudian, sampah diangkut tiap hari dengan syarat sebelum jam 10.00 WIB.

Menurutnya, pemilik rumah bisa meminta asisten rumah tangga untuk memilah sampah tersebut. Satu kantong kresek untuk sampah plastik (botol plastik, dan bahan plastik lainnya), satu kantong kresek untuk sampah kardus/duplex (sisa boks makanan), botol beling, plastik kresek/multilayer dll dimasukkan dalam botol air mineral dan dipadatkan (eco brick).

Satu kantong kresek untuk sisa organik (nasi, ikan, sayuran dll), 1 botol sisa minyak jelantah, 1 kresek (pampers, pembalut dll). “Ini semua (jenis sampah tersebut) harus diinput dalam aplikasi Mountrash. Stiker QC Code Si A akan ditempel di dinding rumah,” katanya.

Dia menambahkan, petugas mounTPS akan mengambil sampah itu dengan pikap dan scan QR Code yang ada di dinding rumah, maka saldo akun Mountrash Si A akan bertambah.

Sampah yang terpilah itu langsung didistribusikan ke industri daur ulang yang menjadi mitra Mountrash. Misalnya, sampah botol plastik jenis PET akan dikirim ke penggilingan PET untuk diolah.

Setelah akhir bulan, biaya Si A muncul di aplikasi Mountrash Rp50.000 dan ada uang masuk (saldo) dari penjualan sampah Rp300.000, maka Si A untung Rp250.000 per bulan. Angka itu bergantung pada volume dan jenis sampah yang dihasilkan dari kompleks perumahan tersebut.

Baca Juga: Pelaku UMKM pengolah sampai berhenti beroperasi terdampak wabah corona

Gideon menilai hasil penjualan sampah bagi masyarakat yang sudah berkecukupan kemungkinan tidak berarti, tetapi setidaknya telah berkolaborasi menyelamatkan bumi dan dapat mendonasikan pendapatannya ke aktivitas mitra Mountrash di wilayahnya atau ke panti asuhan, dll. Mountrash berencana untuk menyalurkan dana itu melalui BenihBaik.Com.

“Bagi masyarakat yang di wilayahnya belum terdapat mitra Mountrash, Anda bisa mendaftarkan diri untuk menjadi mitra.”

Sepudin Zuhri, Owner Unit Pengolahan Sampah Plastik Jenis PET di Parungpanjang, Bogor, menilai bahwa skema itu sangat menguntungkan masyarakat atau rumah tangga.

Menurutnya, MounTPS juga akan menguntungkan bagi industri daur ulang karena sampah sudah terpilah dari rumah tangga sehingga dapat memangkas biaya sortir.

“Selama ini biaya terbesar dalam industri daur ulang sampah adalah sortir. Sebagian sampah dari user masih dicampur menjadi satu, sehingga harus disortir lagi dan tentunya menjadi kotor.” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×