kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MSI: Impor singkong sepanjang 2018 capai 500.000 ton


Rabu, 19 Desember 2018 / 21:20 WIB
MSI: Impor singkong sepanjang 2018 capai 500.000 ton
ILUSTRASI. HARGA SINGKONG


Reporter: Denita BR Matondang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Suharyo Husein mengatakan, proyeksi impor singkong dalam bentuk tapioka sepanjang tahun 2018 ini mencapai 500.000 ton. Sebab, produksi singkong Indonesia tak mampu memenuhi kebutuhan industri.

Impor tapioka itu berasal dari Thailand dan Vietnam dengan harga Rp 4.000. Sementara, untuk harga di pasar lokal harga tapikoka mencapai Rp 5.000.

"Singkong menjadi bahan baku pemanis non gula, tepung tapioka dan pendukung industri seperti kertas, tekstil, kayu lapis, bioethanol, farmasi, plastik organik, perikanan dan lem," kata Suharyo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/12).

Catatan MSI, impor tapioka bukan singkong segar di tahun 2012 sebesar 2.000.000 ton. Dari 2013 hingga 2017 rata-rata 500.000 ton dan 2018 diperkirakan 400.000 ton hingga 500.000 ton .

"Untuk tahun depan bisa naik di atas 500.000 ton karena bila produksi industri meningkat 10% maka ada peningkatan kebutuhan impor 550.000 ton, " kata Suharyo.

Suharyo menyayangkan Indonesia masih bergantung pada impor. Padahal, Indonesia merupakan salah satu produsen Singkong.

Menurutnya, ketergantungan impor bisa ditekan bila pemerintah memasukkan singkong menjadi komoditas strategis nasional.

"Bagaimana supaya meningkat produksi itu harus ditingkatkan produksi singkongnya kalau sekarang 20 ton per ha, maka harus jadi 50 ton per ha," ujar dia.

Menurut data Kementerian Pertanian (Kemtan), luas lahan singkong di tahun 2015 mencapai 1,016 juta hektare (ha), lalu di tahun 2016 mencapai 822.000 ha, dan semakin menyusut di tahun 2017 menjadi seluas 772.000 ha. Produksi singkong juga turut menyusut dari 20 juta ton di tahun 2016 menjadi 19 juta ton di tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×