Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) optimistis dengan prospek industri minuman beralkohol di Tanah Air sepanjang 2024.
Supply Chain Director Multi Bintang Indonesia, Florentinus Jemmy Cahyono, mengatakan, kondisi bisnis Multi Bintang Indonesia sudah berangsur-angsur pulih setelah pandemi Covid-19. Hal ini didukung oleh banyaknya kegiatan pariwisata yang memicu permintaan produk minuman beralkohol.
Namun demikian, Jemmy menganggap kinerja MLBI terkini belum sampai ke level yang lebih tinggi ketimbang tahun 2019 atau sebelum pandemi muncul.
“Secara year on year performa kami bisa tumbuh, namun belum kembali ke level sebelum pandemi,” ujar dia ketika ditemui Kontan, pekan lalu.
Baca Juga: Direktur Ini Mengawali Karier dari Tukang Angkut Bir
Sebagai gambaran, pada 2023 lalu Multi Bintang Indonesia meraih pendapatan sebesar Rp 3,32 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 1,06 triliun.
Angka ini masih di bawah capaian MLBI pada 2019 yang mana perusahaan tersebut meraih pendapatan Rp 3,71 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,20 triliun.
Sementara per kuartal I-2024, pendapatan MLBI turun 10,69% year on year (yoy) menjadi Rp 660,91 miliar. Di sisi lain, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan naik tipis 0,45% yoy menjadi Rp 204,81 miliar.
Baca Juga: Terus Berinovasi dengan Produk Tiger Soju, Tiger Beer Hadirkan Pochabar
Tantangan terbesar MLBI saat ini ada di bagian rantai pasok. Sejak ada pandemi, dunia mengalami ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran rantai pasok, sehingga harga komoditas mengalami volatilitas yang tidak menentu.
Belum lagi saat ini bermunculan sejumlah konflik geopolitik yang mengganggu perdagangan global.
Multi Bintang Indonesia tentu terimbas oleh masalah tersebut, mengingat seluruh bahan baku bir buatan perusahaan berasal dari luar negeri, seperti malt, gula, hop, dan yeast. “Harus diakui input cost kami dalam tiga tahun terakhir naiknya luar biasa,” kata dia.
Walau terjadi kenaikan biaya produksi, MLBI tidak bisa serta merta mengerek harga jual produk ke konsumen akhir. Hal ini justru akan membuat daya saing MLBI terkikis di pasar.
Baca Juga: Multi Bintang Indonesia (MLBI) Berupaya Maksimalkan Bisnis di Sisa Tahun Ini
Maka dari itu, pihak MLBI fokus pada peningkatan yang berkelanjutan (continous improvement). Perusahaan ini berusaha untuk terus meningkatkan produktivitas untuk mengimbangi biaya produksi dan operasional yang tinggi. Tentu saja produktivitas tinggi ini mesti dibarengi oleh upaya efisiensi yang mumpuni.
Jemmy tidak bicara secara gamblang terkait potensi peluncuran produk baru pada 2024. Yang terang, inovasi terkait produk terus dilakukan oleh tim riset dan pemasaran MLBI.
Perusahaan ini akan meneliti dan mengkaji dahulu berbagai aspek terkait demografi konsumen, wilayah penjualan, dan kondisi kompetitor sebelum menentukan arah pengembangan produk baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News