kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.659   21,00   0,13%
  • IDX 8.178   11,63   0,14%
  • KOMPAS100 1.142   2,88   0,25%
  • LQ45 839   1,81   0,22%
  • ISSI 283   -1,50   -0,53%
  • IDX30 441   1,30   0,30%
  • IDXHIDIV20 510   1,55   0,30%
  • IDX80 129   0,04   0,03%
  • IDXV30 138   -0,19   -0,14%
  • IDXQ30 140   -0,17   -0,12%

Mutuagung (MUTU) Bidik Pengembangan Layanan di Industri Hijau, Halal dan Digital


Kamis, 30 Oktober 2025 / 10:25 WIB
Mutuagung (MUTU) Bidik Pengembangan Layanan di Industri Hijau, Halal dan Digital
ILUSTRASI. Mutuagung Lestari (MUTU) siapkan strategi untuk menangkap peluang pertumbuhan di industri TIC dan berfokus pada sektor dengan potensi tumbuh tinggi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) menggelar sejumlah strategi untuk menangkap peluang pertumbuhan di industri Testing, Inspection & Certification (TIC). MUTU pun akan berfokus pada sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi.

Direktur Eksekutif Corporate Secretary Mutuagung Lestari, Affan Nurachman mengungkapkan MUTU mengintegrasikan pendekatan ekonomi hijau, ekonomi syariah (industri halal), dan digital ekonomi dalam seluruh layanan.

MUTU pun memperluas layanan ke bidang strategis seperti inspeksi terkait impor, layanan halal, verifikasi kandungan lokal serta sertifikasi karbon.

Baca Juga: Lippo Cikarang (LPCK) Catat Marketing Sales Rp 1,2 Triliun per Kuartal III 2025

"Dengan strategi tersebut, MUTU memposisikan diri sebagai lembaga penilai kesesuaian yang tidak hanya tumbuh secara berkelanjutan, tetapi juga relevan dengan arah kebijakan ekonomi hijau, syariah dan digital," ungkap Affan kepada Kontan.co.id beberapa hari yang lalu.

Pada tahun ini, MUTU memiliki agenda ekspansi secara operasional maupun bisnis sebagai bagian dari roadmap jangka menengah. Affan membeberkan program tersebut mencakup tiga tahapan.

Pertama, memperkuat ekosistem bisnis dengan mengintegrasikan entitas pendukung di bidang laboratorium, sertifikasi dan inspeksi. Kedua, transformasi, yang fokus pada sektor biomassa, biofuel dan carbon business untuk mendukung transisi energi hijau.

Ketiga, ekspansi dengan memperluas layanan berbasis lisensi seperti halal, impor, serta minyak dan gas (migas). Strategi ekspansi ini sekaligus dilakukan dengan memperluas cakupan wilayah opeasional dan laboratorium. 

Affan menyampaikan bahwa MUTU telah membuka laboratorium lingkungan cabang di Banjarbaru pada awal tahun 2025. Ekspansi laboratorium menjadi bagian dari strategi pertumbuhan kinerja MUTU.

Strategi lain yang dijalankan MUTU adalah peluncuran jasa baru seperti layanan inspeksi migas. Affan bilang, layanan inspeksi migas mulai memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan MUTU.

 

Affan optimistis kombinasi dari strategi tersebut akan menopang target jangka panjang MUTU untuk bisa tumbuh di atas rata-rata industri TIC secara Compound Annual Growth Rate (CAGR).

"Target strategis jangka panjang meningkatkan pangsa pasar dan melampaui pertumbuhan rata-rata industri (CAGR), serta ekspansi ke layanan terkait karbon dan halal," terang Affan.

Kinerja MUTU per Kuartal III-2025

Secara kinerja, pendapatan MUTU melaju 10,64% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 200,35 miliar menjadi Rp 221,68 miliar sampai dengan September 2025. Pendapatan jasa dari segmen bisnis pengujian laboratorium masih mendominasi dengan kontribusi 39,17% terhadap pendapatan MUTU.

Pendapatan jasa pengujian laboratorium MUTU tumbuh 17,25% (yoy) menjadi Rp 86,84 miliar. Pertumbuhan juga terjadi pada segmen bisnis surveyor dan inspeksi teknis yang menanjak sebanyak 13,22% (yoy) menjadi Rp 67,72 miliar serta sertifikasi produk yang naik tipis 0,96% (yoy) menjadi Rp 67,11 miliar.

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Mutuagung Lestari, Sumarna, mengungkapkan pertumbuhan pendapatan MUTU terdorong oleh peningkatan aktivitas layanan sertifikasi, inspeksi dan pengujian atau industri TIC.

Peningkatan aktivitas terjadi di berbagai sektor seperti energi, industri manufaktur, dan pertanian.

Sementara dari sisi perolehan laba, MUTU masih mampu mengerek laba kotor dengan kenaikan 6,05% (yoy) dari Rp 88,47 miliar menjadi Rp 93,83 miliar. Hanya saja, kenaikan beban usaha membuat laba usaha MUTU menyusut 3,70% (yoy) dari Rp 25,90 miliar menjadi Rp 24,94 miliar.

Baca Juga: Laba Spindo (ISSP) Naik Jadi Rp 369 Miliar Meski Pendapatan Turun, Ini Sebabnya

Secara bottom line, MUTU meraih laba bersih sebesar Rp 13,72 miliar hingga kuartal III-2025. Keuntungan MUTU merosot 28,20% dibandingkan laba bersih sebesar Rp 19,11 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Meski begitu, Sumarna mengklaim perolehan laba bersih tahun berjalan MUTU masih bisa tumbuh sekitar 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sumarna menyoroti hasil ini terjadi di tengah tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas.

Sumarna menambahkan, EBITDA Mutuagung Lestari tumbuh lebih dari 30% (yoy) dari Rp 30,2 miliar menjadi sekitar Rp 40 miliar. Sedangkan rasio utang terhadap ekuitas berada di level 0,38 kali, menunjukkan struktur permodalan yang konservatif dengan ruang yang luas untuk ekspansi ke depan. 

"Kami berkomitmen memperkuat peran MUTU sebagai lembaga sertifikasi dan pengujian. Dengan fondasi keuangan yang kuat, kami siap memperluas jangkauan layanan, termasuk mendukung ekosistem perdagangan karbon dan green industry di Indonesia," kata Sumarna melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (27/10/2025).

Sampai dengan akhir tahun 2025, MUTU menargetkan pertumbuhan pendapatan dobel digit. Strategi utama MUTU adalah fokus pada ekspansi digitalisasi layanan serta penguatan laboratorium di sektor energi dan lingkungan.

"MUTU terus memperkuat investasi pada pengembangan laboratorium baru dan fasilitas TIC di berbagai wilayah Indonesia untuk memperluas kapasitas layanan," tandas Sumarna.

Selanjutnya: Tak Ada iPhone 19, Apple Diprediksi Langsung ke iPhone 20

Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM x Digibank sampai 31 Oktober, Nikmati Menu Favorit Diskon 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×