kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik 5%, impor gandum 2017 bisa capai 8,5 juta ton


Senin, 30 Oktober 2017 / 10:20 WIB
Naik 5%, impor gandum 2017 bisa capai 8,5 juta ton


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor gandum untuk kebutuhan industri tepung terigu pada tahun ini diprediksi naik sekitar 5% dibandingkan realisasi tahun 2016. Tren kenaikan impor gandum ini terjadi dari tahun ke tahun seiring dengan kebutuhan industri makanan yang juga terus naik tiap tahun.

Data Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) menunjukkan, realisasi impor gandum untuk industri makanan sampai dengan kuartal III-2017 sebesar 5,8 juta ton. Jumlah itu tumbuh 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang mengatakan, peningkatan impor gandum merupakan sesuatu yang wajar. Peningkatkan impor gandum untuk bahan baku tepung terigu tersebut seiring dengan peningkatan permintaan tepung terigu untuk industri makan. Hal ini seiring dengan naiknya permintaan konsumen akan makanan dari tahun ke tahun.

Menurutnya, rata-rata pertumbuhan produksi tepung terigu setiap tahunnya mencapai sekitar 5%. "Kalau dalam kondisi stabil memang sekitar 5% pertumbuhannya setiap tahun, memang ada juga saat-saat menurun produksinya. Biasanya kalau turun 5%, tahun berikutnya meningkat 10% atau 7%," ujar pria yang akrab disapa Franky ini kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Dengan mempertimbangkan volume impor gandum sampai kuartal III-2017 ini, Franky memproyeksikan impor gandum sampai akhir tahun akan naik 5% dari tahun lalu. Ia bilang, pada tahun 2016, impor gandum untuk industri makanan sekitar 8,1 juta ton. Artinya, sampai akhir tahun impor gandum akan mencapai 8,5 juta.

Kenaikan impor gandum juga untuk memenuhi cadangan bahan baku industri. "Masing-masing industri memiliki buffer stock, bisa kecil atau besar saya kira untuk itu juga," ujarnya. Indonesia paling banyak mengimpor gandum paling dari Australia sekitar 50%, selebihnya diimpor dari Kanada, Amerika, dan beberapa dari Ukraina, dan Rusia.

Selain untuk terigu, menurut Sekjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah Kementerian Pertanian, pihaknya juga telah memproses rekomendasi impor gandum untuk kebutuhan pakan ternak 200.000 ton yang diajukan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT). Gandum untuk pakan ternak ini diprediksi tiba di Indonesia sebelum akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×