kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nama Sanken dicatut, simak tips agar tak menJadi korban penipuan


Senin, 27 Juli 2020 / 22:22 WIB
Nama Sanken dicatut, simak tips agar tak menJadi korban penipuan
ILUSTRASI. Produk elektronik rumah tangga Sanken


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini Sanken kembali mengalami kasus penipuan yang mencatut nama merek dan nama rekening. Sebelumnya, pada tahun lalu, kasus ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.

Tapi, ternyata pelaku kembali berulah. Sanken baru menyadari kasus ini terulang lagi setelah beberapa korban penipuan melapor ke perusahaan.

"Ada penipuan lagi. Sanken tidak pernah menjual produk yang meminta untuk langsung ditransfer ke rekening Sanken," kata Teddy Tjan, Direktur Pemasaran PT Istana Argo Kencana (Sanken) dalam keterangan resminya, Senin (27/7).

Baca Juga: Sanken merilis model kompor gas terbaru

Untungnya beberapa korban belum melakukan transaksi pembayaran. Namun beberapa yang lain sudah ada yang terlanjur membayar.

Teddy Tjan menyebut modus penipuan baru yang membawa nama Sanken itu sudah merusak nama baik perusahaan yang selama ini selalu dijaga tetapi juga merugikan pelanggan setia Sanken.

Saat ini SANKEN memiliki media sosial resmi di Instagram: @sankencorp, Facebook: SANKEN, Website: www.sanken.co.id. Media sosial ini digunakan untuk komunikasi antara perusahaan dengan konsumen bukan sebagai media jual beli produk.

Media ini bisa digunakan konsumen yang hendak menanyakan tentang promo maupun produk Sanken secara lebih jelas.

Teddy menegaskan, pihaknya tidak pernah menjual produknya di media sosial seperti Instagram atau Facebook. Jika ingin membeli produk Sanken sebaiknya dilakukan di toko toko elektronik terdekat, situs situs terpercaya atau di platform-platform ternama seperti Tokopedia, JD.ID, blibli.com, Lazada, Bukalapak, Shopee, dan lainnya.

Pengamat Media Sosial, Rulli Nasrullah mengatakan, dalam dunia digital, kita tidak tahu siapa sosok di balik si penjual. Hal ini yabg bikin rentan terjadinya kasus penipuan di dunia digital.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap kejahatan dunia maya, seperti penipuan (fraud) transaksi online saat berbelanja online.

"Masyarakat diminta untuk tidak terjebak dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasaran atau diskon besar-besaran yang tidak masuk akal," kata Rulli.

Ia menambahkan, jika penjualannya dilakukan di market place (Tokopedia, Shopee, blibli.com) harus dipastikan ada tanda atau mark yang menyatakan toko online tersebut, stars, rising stars, atau penjual rekomendasi. Perhatikan pula komentar-komentar pembeli apakah mendapatkan review bagus.

Rulli juga meminta masyarakat bisa memastikan uang yang kita transfer memiliki perlindungan untuk dikembalikan. Beberapa marketplace memiliki rekening bersama. Uang yang ditransfer masuk ke dalam rekening market place yang bersangkutan, bukan ke penjual. Jadi ketika penjual tidak bisa mengirimkan barangnya, tidak bisa dikontak, maka uang bisa segera dikembalikan.

Baca Juga: Dispenser duo galon Sanken raih penghargaan sebagai brand inovatif

Sebelumnya, kejahatan di dunia maya yang mencatut nama Sanken mendapat sorotan dari Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Menurutnya, kejahatan dengan menggunakan web palsu Sanken tidak saja merugikan perusahaan itu, melainkan juga masyarakat menjadi korbannya.

"Dalam kasus ini ada dua pihak yang dirugikan, Sanken dan masyarakat yang menjadi korban penipuan. Sebaiknya, selain Sanken, para korban juga melaporkan kasus ini ke polisi," kata Neta Pane.

Mengingat sudah adanya sejumlah korban, ia pun meminta Polda Metro Jaya bekerja cepat mengungkap dan menangkap pelakunya agar tidak semakin banyak lagi korban berjatuhan. Terlebih pihak Sanken sudah melaporkan kasus ini kepada Polda Metro Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×