Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Shandong Nanshan, perusahaan asal China berencana memperluas pabrik alumina barunya di Indonesia menjadi kompleks peleburan aluminium senilai US$ 6 miliar pada tahun 2028.
Dikutip dari Reuters, manajemen eksekutif dari Nanshan Group mengatakan, Nanshan berencana membawa lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan China ke lokasi tersebut. Rencananya, perusahaan tersebut akan mulai membangun unit peleburan aluminium berkapasitas 250.000 ton di akhir tahun 2023.
Hal tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan pabrik aluminium berkapasitas 1 juta ton pada tahun 2028 yang nantinya akan memproduksi ingot aluminium kelas atas untuk industri pesawat terbang dan kendaraan listrik.
Lebih lanjut, manajemen Nanshan Group mengatakan ini akan akan menjadi salah satu investasi asing terbesar di negara Indonesia.
Baca Juga: Jelang Larangan Ekspor Bauksit, Serapan Domestik Belum Optimal
Shandong Nanshan saat ini adalah salah satu dari kelompok perusahaan swasta Cina yang sedang berkembang yang melakukan investasi miliaran dolar di Asia Tenggara di sektor-sektor seperti pengolahan logam dan penyulingan minyak di tengah-tengah pendinginan ekonomi Cina dan pengawasan peraturan yang lebih ketat di dalam negeri.
Perusahaan ini memulai fasilitas pabrik alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun pada bulan November 2022 lalu di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Pulau Bintan, yang terletak sekitar satu jam perjalanan dengan kapal feri dari Singapura.
Saat ini pabrik tersebut beroperasi dengan kapasitas penuh, Nanshan Grup memproses bauksit yang ditambang dari wilayah Kalimantan di Indonesia dan mengekspor alumina ke negara tetangga, Malaysia, serta menjualnya kepada para pedagang internasional.
Berbasis di provinsi Shandong, China, Nanshan Group mengatakan bahwa pelanggan aluminiumnya saat ini termasuk Airbus, Boeing dan Tesla.
Untuk bahan bakar fasilitas alumina, Nanshan mengoperasikan pembangkit listrik berbasis batu bara berkapasitas 160 megawatt (MW) di dalam KEK.
Manajer umum Shandong Nanshan Hao Weisong, mengatakan pada hari Selasa pekan lalu, perusahaan ini merencanakan fasilitas tenaga surya 100 MW dan juga telah setuju untuk membeli tenaga terbarukan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus mengatakan perusahaan operator KEK, PT Bintan Alumina Indonesia, tahun lalu mendapatkan pembebasan penuh pajak penghasilan selama 20 tahun. Suwisno juga mengatakan investasi di kawasan KEK sejauh ini telah mencapai Rp 17 triliun.
Moegiarso juga menyebut, KEK telah berkomitmen untuk memasok 33,8% tenaga listriknya dari sumber-sumber terbarukan pada tahun 2032.
Baca Juga: Anak Usaha Inalum Siap Produksi Aluminium Sekunder Secara Bertahap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News