kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nanti setelah pandemi corona berlalu, liburan staycation jadi pilihan


Selasa, 07 April 2020 / 15:44 WIB
Nanti setelah pandemi corona berlalu, liburan staycation jadi pilihan
ILUSTRASI. Pemain musik gamelan Bali menghibur tamu wisatawan mancanegara (wisman) yang menginap di Hotel Jimbaran Bali, Minggu (31/1). Presiden Jokowi telah menetapkan target pariwisata naik dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Bila tahun 2015 meraih 10 juta w


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Founder & Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya melihat tren turis asal China akan kembali dirindukan, karena kebiasaan pengeluaran (spending) yang cukup baik saat berwisata sebelum pandemi corona (COVID-19) melanda.

"Sebelum COVID-19 mereka jalan-jalan ke banyak tempat. Sekarang banyak destinasi kehilangan turis China karena selain kuantitas, spending mereka cukup baik," katanya dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (7/4).

Baca Juga: Akibat corona, Panorama Sentrawisata (PANR) belum finalisasi capex tahun ini

Hermawan melanjutkan, jika keadaan berangsur pulih dari pandemi, kemungkinan besar turis masih beradaptasi dengan memilih wisata staycation, tak terkecuali para turis asal China.

Ia memproyeksi, Korea Selatan akan dibanjiri oleh turis asal China begitu pandemi usai, karena letak geografis yang berdekatan.

"Ini yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh pelaku pariwisata di tiap destinasi. Staycation akan sangat populer karena masyarakat akan menjajal daerah-daerah terdekat untuk dinikmati. Pemain hotel sudah bisa bersiap dari sekarang. Terakhir, behavior atau kebiasaan turis pasca COVID-19 akan berubah. Mereka diprediksi menuntut destinasi yang berkualitas," jelas Hermawan.

Ia menjabarkan jika turis, baik dari dalam maupun luar negeri, akan lebih peduli kepada daerah yang bisa mengakomodasi keselamatan (safety), kesehatan (healthy), dan keberlangsungan (sustainability).

Baca Juga: Destinasi Tirta Nusantara (PDES) menderita kerugian Rp 14,8 miliar di 2019

Dengan demikian, pelaku pariwisata harus mempersiapkan faktor alam, kebudayaan, dan ekonomi setempat untuk dimaksimalkan, sebab elemen tersebut yang akan dituntut oleh para turis.

"Jadi selain devisa masuk, mereka mau membayar lebih karena ada value atau nilai lebih didapat. Itulah quality tourism. Harapannya, para pelaku pariwisata juga memiliki forecast atau prediksi kapan COVID-19 ini berakhir. Walau sulit, setidaknya pelaku usaha memiliki timeline untuk bersiap lagi pasca COVID-19," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×